TNI pastikan rencana pembelian Jet Tempur J-10 tak ganggu hubungan dengan negara lain

waktu baca 2 menit

Prinsip bebas aktif itu yang membuat TNI dapat menjalin hubungan militer dengan negara negara manapun, termasuk Amerika Serikat

Jakarta (KABARIN) - TNI menegaskan bahwa rencana pembelian pesawat tempur J-10 buatan China tidak akan memengaruhi hubungan militer Indonesia dengan negara lain, termasuk Amerika Serikat.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah menjelaskan bahwa kerja sama pertahanan Indonesia tetap berjalan baik dengan semua mitra strategis.

“Adapun mengenai hubungan militer Indonesia dengan Amerika Serikat, TNI tetap menjalankan kerja sama pertahanan dengan seluruh mitra strategis secara baik, menjaga hubungan dengan keduanya secara proporsional,” ujar Freddy di Jakarta.

Ia menambahkan bahwa sejak awal Indonesia menganut politik luar negeri bebas aktif yang memungkinkan menjalin hubungan dengan negara mana pun tanpa berpihak. Prinsip itu juga berlaku dalam kerja sama militer, termasuk dengan Amerika Serikat maupun China.

Selama ini, TNI aktif membangun kerja sama dengan berbagai negara, mulai dari latihan bersama, pertukaran prajurit untuk pendidikan, hingga kolaborasi dalam pengembangan teknologi alat utama sistem senjata. Karena itu, Freddy memastikan TNI akan terus menjaga hubungan baik dengan berbagai pihak demi stabilitas keamanan regional.

Mengenai kepastian pembelian pesawat J-10, Freddy menyebut hal tersebut sepenuhnya menjadi kewenangan Kementerian Pertahanan.

“Akuisisi pesawat tempur J-10 Chengdu merupakan bagian dari kebijakan pertahanan yang berada di bawah kewenangan dan tanggung jawab Kemhan,” katanya.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyebut pesawat tempur Chengdu J-10 buatan China akan segera terbang di Jakarta. “Sebentar lagi terbang di Jakarta,” ujar Sjafrie, meski ia belum mengungkapkan detail waktu pelaksanaannya.

Kepala Biro Informasi Pertahanan Setjen Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang menambahkan bahwa rencana pembelian J-10 masih dalam tahap pengkajian oleh TNI AU.

“Sementara untuk yang J-10 itu memang menjadi pengkajian TNI AU, kita ingin platform-platform alutsista yang terbaik,” katanya.

Proses kajian ini dilakukan untuk memastikan bahwa pesawat J-10 benar-benar sesuai dengan kebutuhan pertahanan udara Indonesia. Ia juga menegaskan bahwa pembahasan soal anggaran pembelian belum dilakukan.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka