Buku "Wisata Rasa di Bumi Pasundan" turut dorong gastronomi Jawa Barat

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana memperkuat pengembangan produk wisata tematik dengan mendorong kekayaan kuliner nusantara khususnya di Jawa Barat melalui buku "Wisata Rasa di Bumi Pasundan".

"Buku ini dapat menjadi panduan praktis bagi para pelaku wisata, tour operator, travel agent, serta masyarakat dalam merancang pola perjalanan wisata rasa yang autentik, berkarakter lokal dan berdaya saing global," kata Menpar Widyawati dalam keterangan pers yang diterima, Senin.

Dari gurihnya nasi tutug oncom, segarnya karedok, manisnya burayot, buku ini mendeskripsikan setiap hidangan dengan narasi tunggal yang kaya dan bermakna.

"Wisata Rasa di Bumi Pasundan" menyajikan kumpulan data atau lokasi yang telah dikurasi dari sisi pengalaman berwisata gastronomi yang memungkinkan jadi panduan wisatawan yang ingin menikmati wisata rasa otentik sekaligus berkelanjutan Jawa Barat.

Penyusunan buku ini merupakan hasil kolaborasi lintas sektor antara pemerintah daerah, pelaku industri, komunitas gastronomi, akademisi dan konsultan kreatif.

Peluncuran buku ini sejalan dengan program quality tourism atau pariwisata naik kelas yang menjadi fokus Kementerian Pariwisata melalui pengembangan gastronomi dan juga wellness serta wisata bahari.

Menteri Pariwisata mengatakan, kuliner Indonesia dalam beberapa waktu terakhir juga semakin dikenal dan dikagumi masyarakat internasional.

TasteAtlas dalam publikasinya menempatkan kuliner Indonesia di peringkat ke-7 dunia dan pertama di Asia Tenggara. Enam kota di Indonesia termasuk Bandung, bahkan tercatat masuk dalam daftar 100 Best Food Cities.

"Sinergi antara kuliner dan pariwisata melahirkan pengalaman yang autentik, berkarakter, dan bernilai tambah tinggi. Inilah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan berkualitas, mereka mencari pengalaman wisata yang mendalam untuk menikmati rasa, budaya, mempelajari kisah di balik setiap lini kuliner Indonesia," jelasnya.

Gastronomi bagi Indonesia bukan sekadar kuliner tapi sebuah ekosistem yang melibatkan pihak-pihak, mulai dari petani, peternak, nelayan, pengrajin, chef hingga masyarakat.

Dari ladang hingga meja makan (from farm to table), gastronomi berperan penting dalam menggerakkan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan dan memperkuat pariwisata berbasis komunitas. Pendekatan ini memperkuat rantai nilai pariwisata untuk menarik lebih besar banyak wisatawan berkualitas yang memberikan dampak ekonomi.

Melalui kolaborasi yang terjalin dengan baik antara pemerintah, dunia usaha, komunitas, dan media, “Wisata Rasa di Bumi Pasundan” diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan pola perjalanan serupa.

"Dengan demikian, pengembangan wisata gastronomi tidak hanya berfokus pada kuliner sebagai produk, tetapi juga sebagai cerita dan pengalaman autentik yang memperkuat karakter destinasi Indonesia," ujar Menteri Pariwisata Widiyanti.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka