Karya Wijaya 80 buktikan jazz masih jadi musik keren buat anak muda

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Grup musik Karya Wijaya 80 yang digawangi Ardhito Pramono sukses jadi sorotan di dunia jazz Indonesia. Lewat karya-karyanya, mereka membuktikan kalau jazz bukan musik yang ketinggalan zaman, tapi justru bisa jadi tren seru di kalangan anak muda.

Dalam gelaran Museum Jazz Goes To Campus (JGTC) ke-48 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, nama Wijaya 80 bahkan mendapat tempat spesial lewat segmen “music highlight”.

"Kenapa Wijaya 80, pertama dia mengusung genre jazz, yang kedua dia sekarang grup jazz yang paling lagi naik daun. Lagunya dia punya ciri khas sendiri, dia benar-benar ngebawa jazz. Jadul, tapi yang enak didengar," kata Expression Division Coordinator 48th JGTC Muhammad Risda yang terlibat langsung dalam proses kurasi Museum JGTC.

Tak hanya menampilkan karya mereka, segmen tersebut juga memperlihatkan sejarah serta alat musik yang digunakan Wijaya 80.

Menurut Risda, perhatian khusus terhadap grup ini diharapkan bisa mengubah pandangan anak muda soal jazz. Ia ingin menunjukkan bahwa jazz bukan cuma untuk kalangan tertentu, tapi bisa dinikmati siapa saja.

“Katanya kan jazz identiknya sama orang tua, lagu lama. Sekarang kami mau memperkenalkan atau meregenerasi lah istilahnya dari jazz itu. Biar anak muda ini kembali mendengar jazz. Sebagaimana tema festival ini, serenading jazz for the youth, jazz kembali booming,” ujar Risda.

Ia menambahkan, sosok pendiri JGTC, Candra Darusman, juga menjadi inspirasi besar dalam menghidupkan semangat jazz di kalangan muda. Menurut Risda, Candra punya peran besar membentuk karakter festival dan mengingatkan bahwa jazz bisa jadi musik yang “menyenangkan dan menenangkan”.

Candra Darusman sendiri tampil memukau di JGTC ke-48 dengan berkolaborasi bersama musisi seperti Bilal Indrajaya dan Monita Tahalea, menegaskan bahwa jazz masih relevan dan hidup di hati generasi sekarang.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka