Istanbul (KABARIN) - Situasi di Gaza kembali memanas setelah laporan terbaru menunjukkan lebih dari 1.500 bangunan hancur sejak gencatan senjata diberlakukan bulan lalu. Temuan ini terungkap lewat citra satelit yang dianalisis oleh BBC Verify dan dirilis pada Rabu.
Dari foto-foto satelit terlihat bahwa banyak kawasan pemukiman di wilayah Gaza yang dikuasai Israel kini berubah jadi puing. Area yang sebelumnya masih memiliki taman, kebun, dan rumah-rumah utuh, kini terlihat rata dengan tanah. Kondisi serupa juga terlihat di Rafah, Jabalia, dan Kota Gaza, yang kini menunjukkan tanda-tanda kerusakan berat.
BBC Verify menyebutkan bahwa angka 1.500 bangunan itu kemungkinan belum mencakup seluruh wilayah karena citra satelit dari beberapa area tidak tersedia. “Jumlah bangunan yang hancur sebenarnya bisa jauh lebih tinggi,” ungkap laporan tersebut.
Pihak militer Israel berdalih bahwa penghancuran bangunan dilakukan sebagai langkah untuk menanggapi ancaman dan menargetkan infrastruktur Hamas. Namun menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, Israel sudah melanggar gencatan senjata sebanyak 282 kali. Pelanggaran itu mencakup 12 serangan di wilayah pemukiman, 124 serangan tambahan, dan 52 operasi pengeboman terhadap bangunan sipil.
Dampak dari serangan ini sangat besar. Tercatat 242 warga Palestina tewas dan lebih dari 620 lainnya luka-luka sejak gencatan senjata diberlakukan.
Gencatan senjata Gaza sendiri mulai berlaku pada 10 Oktober, berdasarkan rencana 20 poin dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Kesepakatan ini mencakup pembebasan sandera, rekonstruksi Gaza, serta pembentukan sistem pemerintahan baru tanpa keterlibatan Hamas.
Sejak konflik kembali pecah pada Oktober 2023, data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan lebih dari 69.000 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu, lebih dari 170.000 orang lainnya terluka dan banyak wilayah di Jalur Gaza kini tidak lagi layak huni.