Jakarta (KABARIN) - Pemerintah sedang menyiapkan aturan baru yang memungkinkan Pertamina membeli energi dari perusahaan Amerika Serikat tanpa harus melewati proses lelang. Kebijakan ini lahir dari kerja sama tarif resiprokal antara kedua negara.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa langkah ini menjadi bagian dari kesepakatan dagang yang sedang dirampungkan Indonesia dan AS.
“Karena ini bagian dari reciprocal tarrif. Jadi ini hanya untuk perusahaan AS, tanpa bidding.” tegasnya.
Airlangga menyebut negosiasi kedua negara sudah hampir selesai dan tinggal menunggu tahap penyelarasan dokumen hukum sebelum disahkan.
“Sebetulnya hampir semua teks sudah kita bahas. Jadi kita juga sudah kirim dengan Amerika, tinggal finalisasi legal draftingnya,” ujarnya.
Dalam kesepakatan ini, beberapa produk unggulan Indonesia yang tidak diproduksi AS dipastikan akan bebas tarif masuk. Produk tersebut mencakup minyak kelapa sawit, karet, teh, dan kopi. Untuk komoditas seperti alas kaki dan tekstil, pembahasannya masih berlangsung.
Sebelumnya, AS juga menurunkan ancaman tarif bagi sejumlah produk Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen. Sebagai timbal balik, Indonesia melalui Pertamina siap meningkatkan impor energi dari AS hingga mencapai nilai 15 miliar dolar AS guna menjaga keseimbangan perdagangan.
Kerja sama ini tidak hanya mencakup perdagangan barang. Ada pula komitmen investasi untuk proyek di Indonesia serta pembangunan fasilitas blue ammonia di AS dengan nilai total 10 miliar dolar AS.
Airlangga menilai rangkaian kerja sama perdagangan dan investasi ini akan membuat hubungan dagang Indonesia dan AS kembali berada di titik yang seimbang.