Hingga bulan Oktober 1,1 juta orang sudah naik LRT Jakarta

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Jumlah pengguna Kereta Api Ringan (LRT) Jakarta terus tumbuh dan menunjukkan tren positif. Terhitung sejak Januari hingga Oktober tahun ini, sudah ada sekitar 1,1 juta penumpang atau rata-rata lebih dari 3.500 orang setiap hari.

“Berdasarkan angka tersebut, rata-rata penumpang melampaui target harian yang diberikan oleh Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta,” ujar Direktur Utama PT LRT Jakarta Roberto Akyuwen di Jakarta, Selasa.

Roberto menilai angka tersebut menjadi bukti bahwa kepercayaan publik terhadap LRT Jakarta semakin tinggi. LRT kini dianggap sebagai moda transportasi andal, aman, dan nyaman bagi warga kota.

Tak hanya jumlah penumpang yang meningkat, tingkat kepuasan pelanggan juga terbilang tinggi. Hingga September 2025, survei kepuasan pengguna mencatat rata-rata nilai 93,85 persen.

LRT Jakarta juga menjaga performa operasional dengan sangat baik. Hingga Oktober 2025, tingkat kedatangan tepat waktu (on time performance/OTP) mencapai 99,88 persen, sementara capaian standar pelayanan minimum berada di angka 98,54 persen.

Menurut Roberto, hal ini menjadi bukti komitmen perusahaan dalam mempertahankan kualitas layanan sekaligus memberikan pengalaman perjalanan yang menyenangkan.

Untuk meningkatkan kenyamanan dan aksesibilitas, LRT Jakarta dilengkapi berbagai fasilitas ramah pengguna, termasuk untuk penyandang disabilitas, lansia, pesepeda, perempuan, serta ibu dan anak.

Beberapa fasilitas yang tersedia di stasiun antara lain ruang tenang, ruang laktasi, Pos SAPA, Pos Kesehatan, toilet disabilitas, layanan lost & found, hingga papan penunjuk arah. Di dalam kereta pun tersedia kursi prioritas dan area khusus sepeda, membuat LRT Jakarta tampil sebagai transportasi modern dan inklusif.

Selain layanan transportasi, PT LRT Jakarta juga mendorong pendapatan non-tiket melalui berbagai kerja sama strategis.

“PT LRT Jakarta melalui berbagai inisiatif bisnis strategis juga senantiasa melakukan upaya meningkatkan pendapatan non-farebox (non tiket) melalui kemitraan retail dengan pelaku usaha,” kata Roberto.

Ia menambahkan bahwa pendapatan juga diperkuat lewat penyewaan lahan komersial serta layanan periklanan dan publikasi, demi menjaga keberlanjutan bisnis perusahaan.

Dengan layanan yang makin solid dan jumlah pengguna yang terus naik, LRT Jakarta mulai menunjukkan tanda-tanda menjadi transportasi favorit baru warga ibu kota.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka