Saya terlihat tegar, tapi hari ini saya sangat hancur. Saya tahu pada usia saya sekarang, ini bisa menjadi kesempatan terakhir saya bermain di Piala Dunia, dan saya tidak bisa melupakan sahabat saya, Diogo Jota, di dalam benak saya pada hari ini
Jakarta (KABARIN) - Kapten tim nasional Skotlandia Andy Robertson tidak bisa menahan emosinya saat timnya memastikan diri tampil di Piala Dunia 2026. Di momen bersejarah itu, pikirannya langsung tertuju pada sahabat sekaligus eks rekannya di Liverpool, Diogo Jota.
“Saya terlihat tegar, tapi hari ini saya sangat hancur. Saya tahu pada usia saya sekarang, ini bisa menjadi kesempatan terakhir saya bermain di Piala Dunia, dan saya tidak bisa melupakan sahabat saya, Diogo Jota, di dalam benak saya pada hari ini,” kata Robertson dikutip dari BBC.
Ia mengenang obrolannya bersama Jota yang sering membahas tentang mimpi tampil di Piala Dunia. Mereka sama-sama melewatkan edisi 2022, Jota karena cedera dan Robertson karena Skotlandia gagal lolos.
“Kami sangat sering berbincang-bincang mengenai Piala Dunia. Dia absen di (Piala Dunia) Qatar karena cedera, saya absen karena Skotlandia tidak lolos, kami selalu membahas seperti apa rasanya bermain di Piala Dunia ini,” ujar Robertson.
Ia melanjutkan bahwa sepanjang hari pikirannya penuh dengan kenangan tentang Jota. “Aku tahu dia di suatu tempat sedang tersenyum melihatku. Seharian aku nggak bisa berhenti mikirin dia. Aku senang banget semua berakhir seperti ini.”
Pada laga penentuan melawan Denmark di Hampden Park, Skotlandia menang 4-2 berkat gol pada masa tambahan waktu dari Kieran Tierney dan Kenny McLean. Kemenangan itu memastikan mereka kembali ke Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak 1998.
Robertson dan Jota pernah sama-sama memperkuat Liverpool antara tahun 2020 sampai 2025. Jota dan saudaranya, Andre Silva, tak selamat setelah mengalami kecelakaan mobil di Spanyol pada Juli lalu.
Di pertandingan dramatis tersebut, Denmark sempat dua kali menyamakan skor. Mereka ingin menjaga posisi puncak Grup C agar tidak turun ke jalur playoff. Scott McTominay membuka keunggulan Skotlandia sebelum Rasmus Hojlund menyamakan skor. Denmark kemudian bermain dengan 10 pemain usai kartu merah yang diterima Rasmus Kristensen.
Lawrence Shankland membawa Skotlandia kembali unggul, namun Patrick Dorgu cepat membalas. Di menit-menit akhir, dua tembakan spektakuler dari Tierney dan McLean membuat suasana stadion pecah.
Robertson menyebut laga ini sebagai performa terbaik timnya sepanjang ia berseragam Skotlandia, sekaligus malam yang sangat emosional baginya.
“Itu menggambarkan tim ini. Tidak pernah menyerah. Kami terus maju sampai akhir dalam salah satu pertandingan paling gila. Kami ke Piala Dunia, saya masih tidak percaya.” ungkapnya.
Skotlandia akan menunggu hasil undian fase grup yang digelar pada Jumat, 5 Desember mendatang.