Tokyo (KABARIN) - Donald Trump menyebut suasana kawasan Asia tetap aman setelah dirinya berbicara lewat telepon dengan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi pada Senin malam.
Mantan Presiden Amerika Serikat itu mengaku melakukan “pembicaraan hebat” dan melihat hubungan Jepang dan China masih “baik-baik saja”. Pernyataan tersebut ia sampaikan saat berada di Air Force One dalam perjalanan ke Florida untuk libur Thanksgiving.
Obrolan Trump dengan Takaichi terjadi tak lama setelah ia menghubungi Presiden China Xi Jinping, di tengah meningkatnya gesekan diplomatik antara Tokyo dan Beijing mengenai isu Taiwan.
“Saya juga berbicara sangat baik dengan Presiden Xi dari China, dan saya pikir kawasan itu baik-baik saja,” ujar Trump tanpa memberikan detail lebih jauh.
Takaichi menjelaskan kepada wartawan di Tokyo bahwa Trump memberikan gambaran mengenai isi percakapannya dengan Xi, meski ia sendiri tidak merinci apa saja yang disampaikan.
Di sisi lain, pemerintah China menyebut Xi menegaskan kepada Trump bahwa kembalinya Taiwan ke China merupakan bagian penting dari tatanan internasional setelah Perang Dunia II. Beijing menyebut Trump memahami betapa pentingnya isu tersebut bagi mereka.
Telepon antara Trump, Xi, dan Takaichi terjadi ketika China menegur Takaichi akibat pernyataannya pada 7 November yang menilai serangan ke Taiwan bisa menjadi ancaman besar bagi Jepang dan memicu reaksi Pasukan Bela Diri Jepang.
Trump tidak menyebut apakah isu Taiwan ikut dibahas dalam percakapannya dengan Xi. China menganggap Taiwan sebagai wilayah yang harus dipersatukan kembali, bahkan dengan kekuatan jika dibutuhkan. Telepon keduanya dikabarkan berlangsung sekitar satu jam.
Trump memuji Takaichi sebagai sosok yang “sangat cerdas” dan “sangat kuat” serta yakin ia akan menjadi “pemimpin hebat”. Meski begitu, ia tetap tidak mengungkap detail isi pembicaraan mereka.
Soal hubungannya dengan Xi, Trump mengatakan keduanya membicarakan perdagangan, termasuk rencana China untuk membeli lebih banyak produk pertanian dari Amerika Serikat. Ia menekankan, “Saya bilang, ‘Saya ingin Anda membeli lebih cepat. Saya ingin Anda membeli lebih banyak.’ Dan ia kurang lebih setuju.”
Dalam pertemuan sebelumnya di Korea Selatan pada akhir Oktober, Xi sepakat untuk kembali melanjutkan pembelian kedelai AS. Namun pihak Washington menyebut prosesnya berjalan lebih lambat dari yang diperkirakan.