Vantage Studios jadi senjata baru Ubisoft garap gim besarnya

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Ubisoft lagi-lagi bikin gebrakan dengan meresmikan anak usaha baru bernama Vantage Studios. Studio ini bakal jadi otak di balik pengelolaan franchise gede mereka seperti Assassin’s Creed, Far Cry, sampai Rainbow Six.

Studio ini lahir setelah restrukturisasi internal Ubisoft yang diumumkan Maret lalu. Ada juga suntikan dana segar dari Tencent sebesar 1,16 miliar euro atau sekitar Rp22,6 triliun. Tapi tenang aja, meski punya saham minoritas, Tencent hanya bertindak sebagai penasihat. Keputusan tetap ada di tangan co-CEO Vantage.

Dua orang yang dipercaya memimpin Vantage adalah Christophe Derennes dan Charlie Guillemot. Menurut Guillemot, tujuan reorganisasi ini simpel, supaya tim bisa lebih fokus, punya kebebasan, dan lebih cepat ambil keputusan. "Pengambilan keputusan akan lebih cepat, dan juga akan lebih mudah bagi kami untuk berubah haluan ketika diperlukan," katanya.

Ubisoft nyebut Vantage sebagai rumah kreatif pertama, yang nantinya bisa jadi contoh buat studio-studio lain di masa depan. Dengan model ini, tim pengembang bisa lebih gampang nyari masukan dari pemain dan langsung eksekusi tanpa ribet.

Studio baru ini punya kantor di beberapa kota besar seperti Montréal, Quebec City, Sherbrooke, Saguenay, Barcelona, dan Sofia. Nama Vantage sendiri dipilih lewat voting dari 2.300 karyawan Ubisoft.

Langkah ini muncul setelah Ubisoft sempat diguncang masalah, mulai dari tutupnya beberapa studio, PHK massal, sampai beberapa judul besar yang gagal di pasaran. Meski begitu, Assassin’s Creed: Shadows berhasil jadi titik balik dengan respons positif dari pemain.

Sebagai tambahan kabar gembira, seri Assassin’s Creed, Far Cry, dan Rainbow Six juga udah resmi masuk ke layanan Game Pass milik Microsoft. Cuma ya, ada kabar kurang enak juga, harga langganan Game Pass ikut naik sampai 50 persen.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka