Istanbul (KABARIN) - Suasana malam yang seharusnya menjadi waktu bersantai berubah menjadi mimpi buruk di Bekkersdal, wilayah barat Johannesburg, Afrika Selatan. Sebuah kedai minum yang biasanya ramai oleh canda dan obrolan hangat mendadak diliputi kepanikan setelah insiden penembakan brutal menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai 10 lainnya.
Insiden tersebut terjadi pada Ahad malam di Kedai Minum KwaNoxolo, kawasan Tambo. Menurut laporan televisi nasional SABC News, pelaku secara membabi buta melepaskan tembakan ke arah para pelanggan yang berada di dalam kedai, bahkan hingga ke warga yang tengah berkumpul di luar lokasi. Dalam hitungan menit, suasana berubah menjadi kacau dengan teriakan panik dan upaya penyelamatan darurat.
Pihak kepolisian setempat mengonfirmasi bahwa korban luka segera dievakuasi ke sejumlah rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif. Hingga kini, aparat masih melakukan penjagaan ketat di sekitar lokasi kejadian sembari mendalami motif dan kronologi penembakan.
Penjabat Komisioner Kepolisian Gauteng, Fred Kekana, mengatakan bahwa penyelidikan dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai satuan khusus. Mulai dari tim nasional tindak pidana, penyidik tempat kejadian perkara (TKP) tingkat provinsi, hingga unit intelijen kriminal dikerahkan untuk mengungkap pelaku dan jaringan di balik serangan ini.
“Kami masih menghimpun keterangan dari para saksi. Seluruh unit terkait telah berada di lokasi untuk memastikan proses penyelidikan berjalan maksimal,” ujar Kekana.
Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi warga Bekkersdal. Bagi banyak orang, kedai minum bukan sekadar tempat bersantai, tetapi juga ruang sosial untuk melepas penat setelah bekerja. Kini, rasa aman itu terguncang, digantikan trauma dan kekhawatiran akan keselamatan di ruang publik.
Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, bekerja sama dengan aparat, serta melaporkan informasi apa pun yang dapat membantu proses pengungkapan kasus ini.
Sumber: Antara/Anadolu
Editor: Suryanto
Copyright © KABARIN 2025