Istanbul (KABARIN) - Pemerintah Australia bakal melakukan evaluasi besar-besaran terhadap lembaga intelijen dan penegak hukum federal menyusul insiden penembakan massal di Pantai Bondi, Sydney, pada 14 Desember lalu. Hal ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
Dalam pernyataannya, Albanese mengatakan peninjauan tersebut akan berlangsung hingga April mendatang dan hasilnya akan dibuka ke publik. Informasi ini dilaporkan oleh Australian Broadcasting Corporation pada Minggu (21/12).
Insiden penembakan di Pantai Bondi terjadi pada Minggu malam pekan lalu. Seorang pria bersama putranya melepaskan tembakan di kawasan pantai Sydney, menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai 42 lainnya. Kepolisian Australia menyebut peristiwa tersebut sebagai sebuah “serangan teroris”.
Albanese menilai tragedi ini menjadi pengingat bahwa lingkungan keamanan di Australia berubah dengan sangat cepat. Menurut dia, lembaga keamanan nasional harus selalu berada dalam posisi paling siap untuk menghadapi berbagai bentuk ancaman.
Proses peninjauan akan dipimpin oleh Dennis Richardson, sosok senior yang pernah menjabat sebagai kepala Australian Security Intelligence Organization (ASIO), sekaligus mantan pimpinan departemen pertahanan dan luar negeri Australia. Evaluasi ini akan dilakukan melalui departemen perdana menteri.
Fokus kajian mencakup sejumlah lembaga federal, termasuk ASIO dan Kepolisian Federal Australia. Peninjauan akan melihat kewenangan, struktur organisasi, proses kerja, hingga mekanisme berbagi informasi antarinstansi dalam upaya menjaga keamanan warga Australia.
Di sisi lain, pemerintah Australia menetapkan hari Minggu sebagai Hari Refleksi Nasional untuk mengenang para korban penembakan massal tersebut. Albanese dijadwalkan menghadiri upacara peringatan di lokasi kejadian pada Minggu malam bersama Perdana Menteri Negara Bagian New South Wales, Chris Minns.
Melalui platform X, Albanese menyampaikan bahwa para pelaku teror berusaha memecah belah masyarakat Australia. Namun, menurut dia, Hari Refleksi Nasional justru menjadi momen penting untuk berdiri bersama dan memperkuat persatuan.
Ia juga mengungkap adanya rencana aksi unjuk rasa terorganisasi yang berpotensi memicu perpecahan pascaserangan teroris antisemit tersebut. Albanese menegaskan bahwa aksi semacam itu tidak memiliki tempat di Australia dan seharusnya tidak dilaksanakan maupun dihadiri.
Sumber: Anadolu
Editor: Raihan Fadilah
Copyright © KABARIN 2025