Jakarta (KABARIN) - PT Transportasi Jakarta menegaskan bahwa pernyataan anggota Dewan Komisaris Ainul Yakin yang menyinggung tayangan Trans7 merupakan pandangan pribadi, bukan sikap resmi dari perusahaan.
Komisaris Utama Transjakarta Letjen TNI (Purn) Untung Budiharto menyampaikan bahwa apa yang dikatakan Ainul tidak mencerminkan kebijakan maupun posisi resmi Transjakarta.
“Pernyataan yang disampaikan Ainul Yakin Simatupang merupakan pandangan pribadi yang bersangkutan dan tidak mencerminkan sikap maupun kebijakan resmi Transjakarta,” ujar Untung dalam keterangan resminya di Jakarta.
Ia menegaskan bahwa sebagai BUMD milik Pemprov DKI Jakarta, Transjakarta berkomitmen menjaga netralitas, profesionalitas, dan menjunjung tinggi etika serta nilai toleransi dan kebhinnekaan dalam setiap kegiatan maupun komunikasi publiknya.
Terkait hal itu, Untung menyebut Dewan Komisaris bersama Direksi akan melakukan klarifikasi internal untuk memastikan seluruh jajaran mematuhi prinsip tata kelola perusahaan yang baik serta menjaga nama baik lembaga.
“Kami juga menyatakan penghormatan kepada seluruh ulama, tokoh agama, dan komunitas pesantren di Indonesia, termasuk Kiai Pondok Pesantren Lirboyo, sebagai bagian penting dari pilar moral dan sosial bangsa,” ujarnya.
Untung menambahkan, Transjakarta tetap berfokus memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh warga DKI Jakarta tanpa membeda-bedakan suku, agama, atau golongan.
Sebelumnya, video pernyataan Ainul Yakin sempat ramai di media sosial karena menuding Trans7 telah menghina kiai dan ulama NU lewat tayangan mereka. Ia juga mengingatkan soal jasa perjuangan para ulama dan santri serta menyampaikan ancaman jika Trans7 dianggap melecehkan tokoh agama.
Tayangan yang dimaksud adalah program “Xpose Uncensored” pada 13 Oktober 2025 yang menampilkan konten tentang santri dan kiai Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri, Jawa Timur.
KPID Jakarta menilai tayangan itu melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) karena dianggap tidak menghormati nilai agama dan lembaga pendidikan.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Produksi Trans7 Andi Chairil telah menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh keluarga besar pesantren di Indonesia.
Dirinya juga memastikan Trans7 memutus kerja sama dengan rumah produksi pembuat konten tersebut serta memberikan sanksi tegas kepada pihak internal yang terlibat.