Yang Hansen curi perhatian di pramusim bersama Portland Trail Blazers

waktu baca 4 menit

Jakarta (KABARIN) - Portland Trail Blazers memulai pramusim NBA 2025 dengan satu tujuan, yakni mencari arah baru, sekaligus mungkin menemukan bintang besar berikutnya.

Misi itu bisa saja terpenuhi dalam beberapa waktu ke depan lewat salah satu pemain debutan (rookie) mudanya, yang baru berusia 20 tahun, Yang Hansen.

Yang, pada empat pertandingan uji coba Portland, menjadi pusat perhatian berkat performa yang penuh kejutan.

Yang menampilkan momen spektakuler yang pantas masuk cuplikan highlight hingga kesalahan wajar seorang pemain muda yang masih beradaptasi dengan ritme NBA.

Bagi Portland, pramusim adalah ajang untuk bereksperimen. Bagi Yang, ini adalah perkenalannya dengan dunia basket tertinggi. Sejauh ini, kesan pertamanya cukup mencuri perhatian.

Debut NBA Yang melawan Golden State Warriors pada 8 Oktober berjalan jauh dari sempurna.

Dia tampak terburu-buru dan ragu-ragu, hanya mencetak empat poin dengan empat turnover sebelum harus keluar karena enam pelanggaran (foul out) dalam 21 menit. Pelatih Chauncey Billups tak kehilangan keyakinan.

"Proses belajar memang terjadi, dan akan terus terjadi. Dia akan bermain lebih baik di beberapa pertandingan lainnya. Namun, menurut saya itu sudah cukup," katanya sebagaimana dikutip China Daily usai laga pramusim perdana itu.Dan benar saja, hasilnya langsung terlihat.

Dua malam kemudian pada 10 Oktober saat bertandang ke kandang Sacramento Kings, Yang menunjukkan performa luar biasa.

Terutama di kuarter ketiga ketika dalam tempo lima menit dia memukau penonton dengan permainan penuh percaya diri.

Yang melesakkan dua tembakan tiga poin beruntun, menggiring bola dari ujung ke ujung yang diakhiri denganlayup berputar, umpan pantul brilian untuk Shaedon Sharpe, dan dua blok berturut-turut.

Saat pendengung tanda akhir pertandingan berbunyi, Yang menutup laga dengan 16 poin, empat rebound, dan tiga blok hanya dalam 17 menit, sebuah transformasi total dari debutnya yang kikuk.

Namun, dua pertandingan berikutnya, pada 14 Oktober versus Warriors dan 16 Oktober melawan Utah Jazz, mengingatkan semua orang bahwa perkembangan tidak selalu mulus.

Masalah klasik sebagai rookie muncul lagi, diwarnai pelanggaran, turnover, dan kesalahan posisi bertahan.

Menghadapi Warriors untuk kedua kalinya, Yang menyumbang sembilan poin, satuassist, dan satu blok dalam 20 menit.

Melawan Jazz, dia hanya dapat membuat tiga poin dan satuassist dalam 15 menit sebelum kembali dikeluarkan karena foul out. Rookie yang biasanya ceria itu pun terlihat menangis di bangku cadangan.

"Saya merasa emosional karena saya tidak bermain cukup baik. Bahkan saat itu, saya masih bisa mendengar para penggemar di sebelah kiri saya berteriak dengan keras untuk saya. Saya benar-benar bersyukur atas dukungan itu, tetapi di sisi lain saya merasa telah mengecewakan mereka," kata Yang kepada China Daily usai pertandingan melawan Jazz, laga pramusim terakhir.

Kekuatan dan potensi

Naik turunnya performa Yang justru menegaskan alasan Portland jatuh hati padanya di malam Draft NBA.

Sentuhan tembakannya istimewa, seorang pemain setinggi dua meter lebih yang mampu menembak dari luar garis tiga poin dengan percaya diri.

Kemampuannya membuka ruang dan menjagaspacing memberi dimensi baru pada serangan Blazers, sesuatu yang jarang dimiliki center tradisional. Selain itu, kemampuan mengoper dan pemahaman taktiknya di atas rata-rata.

Terkadang, Yang tampak lebih sepertiforward kreator dibandingcenter murni, dengan visi dan pengambilan keputusan cepat yang mengalir alami. Dan, yang paling mencolok, dia punya ketangguhan mental.

Setelah debut yang sulit, dia bangkit dengan tenang, ciri khas pemain profesional sejati.

Akan tetapi, seperti banyak rookie lainnya, Yang masih dalam tahap belajar. Tantangan terbesarnya saat ini adalah bertahan tanpa cepat terkena pelanggaran.

Antusiasmenya untuk memblok setiap tembakan kerap berujung pada masalah pelanggaran dini, dua kali dirinya foul out hanya dalam empat pertandingan.

Dia rata-rata melakukan 5,3 pelanggaran per pertandingan saat berusaha menjaga pertahanan, sering kali kesulitan dengan rotasi yang lambat, posisi yang tidak stabil, dan insting pertahanan yang terbentuk dari pengalamannya di Chinese Basketball Association (CBA), sebuah kebiasaan yang tidak selalu cocok dengan aturan NBA.

Turnover juga menjadi pekerjaan rumah yang harus dibereskannya. Kreativitasnya terkadang berbalik arah, misalnya umpan berisiko ataudribble yang kehilangan kontrol di bawah tekanan. Yang disarankan untuk lebih menyederhanakan permainannya dan tidak mencoba terlalu banyak. Semua ini adalah bagian alami dari proses adaptasi seorang big man muda di NBA.

Bagi seorang Yang Hansen, pekerjaan sesungguhnya baru saja dimulai. Saat Portland Trail Blazers bersiap untuk pertandingan pembuka musim reguler NBA melawan Minnesota Timberwolves di Moda Center pada Rabu (22/10), rookie ini telah menetapkan prioritasnya, yakni latihan yang lebih intens digym, insting pertahanan yang lebih tajam, dan, mungkin sama pentingnya, lebih banyak pelajaran bahasa Inggris.

"Masih banyak yang harus saya kejar, terutama dalam hal pertarungan fisik dan kesadaran pertahanan. Beberapa kebiasaan pertahanan saya tidak efektif di NBA. Saya harus menyesuaikan diri, mengikuti ritme tim, dan benar-benar memahami sistem kami di kedua ujung lapangan," tutur Yang kepada China Daily.

Center muda ini juga tahu bahwa kemajuan tidak hanya datang dari latihan.

"Untuk bersiap menghadapi musim reguler, saya harus makan dengan benar, minum dengan benar, dan tidur dengan benar. Dan, tentu saja, saya harus terus meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya secepat mungkin," kata dia sembari tersenyum.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka