Jakarta (KABARIN) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersiap merombak dan mempercantik bangunan lama di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Langkah ini dilakukan bersamaan dengan penerapan konsep kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) yang tengah dikembangkan di area tersebut.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno menyampaikan hal itu saat membuka acara “TOD Forum 2025” di Museum Mandiri, Kota Tua, pada Selasa. Ia mengatakan revitalisasi ini tidak hanya soal membangun ulang gedung tua, tetapi juga menciptakan ruang kreatif dan desain kota yang lebih terintegrasi agar kawasan ini makin hidup serta mampu menggerakkan ekonomi lokal dan industri kreatif.
Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian TOD Fair 2025 yang digelar MRT Jakarta untuk memperkenalkan konsep pembangunan berbasis transportasi di ibu kota.
Menurut Rano, forum ini menjadi wadah penting untuk berdiskusi soal pengembangan Jakarta sebagai kota global yang tetap menghormati nilai sejarah dan budaya. “Forum TOD 2025 ini adalah ikhtiar kolektif kita, sebuah ruang untuk merumuskan konektivitas dan keberlanjutan agar Jakarta dapat bergerak sebagai kota global tanpa menghapus sejarah dan kehilangan akar kebudayaan,” ujarnya.
Mengusung tema “Preserving Heritage, Shaping Urbanity”, TOD Forum 2025 juga membuka peluang kolaborasi antara berbagai pihak, mulai dari pemerintah, pengembang, lembaga, hingga masyarakat, agar pengembangan kawasan cagar budaya bisa berjalan selaras.
“Di tengah transformasi Jakarta menuju kota yang berkelanjutan, inklusif, dan terkoneksi, kami berupaya mewujudkan pembangunan TOD di kawasan cagar budaya Kota Tua,” lanjut Rano.
Salah satu proyek penting yang mendukung transformasi itu adalah pembangunan MRT Fase 2A dengan rute Bundaran HI hingga Kota Tua. Jalur ini melintasi sejumlah bangunan bersejarah, seperti Gedung Sarinah, Museum Bank Indonesia, Gedung Chandranaya, Pantjoran Tea House, Museum Bank Mandiri, Tugu Jam Thamrin, dan Stasiun Jakarta Kota.
Rano menegaskan pembangunan MRT ini bukan sekadar proyek transportasi, tapi juga simbol bahwa masa depan bisa hadir di tempat-tempat bersejarah. “Perpanjangan jalur MRT Utara-Selatan menuju kawasan Kota Tua ini bukan hanya persoalan mobilitas, tapi juga simbol-simbol bahwa masa depan dapat tiba di tempat-tempat yang dahulu menjadi titik bersejarah,” katanya.