Hari Dokter Nasional, waktu yang tepat buat apresiasi pahlawan kesehatan bangsa

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Di balik setiap pasien yang berhasil sembuh, ada tangan-tangan dokter yang bekerja penuh dedikasi tanpa kenal lelah. Hari Dokter Nasional yang diperingati setiap 24 Oktober jadi momen penting untuk menghargai perjuangan dan ketulusan para dokter dalam menjaga kesehatan masyarakat Indonesia.

Hari besar ini punya kaitan erat dengan lahirnya Ikatan Dokter Indonesia atau IDI. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, cikal bakal organisasi ini sudah ada sejak 1911 dengan nama Vereniging van Indische Artsen. Nama itu kemudian berubah jadi Vereniging van Indonesische Genesjkundigen (VIG) pada 1926.

Namun, saat masa pendudukan Jepang, VIG dibubarkan dan digantikan oleh Jawa Izi Hooko-Kai. Setelah Indonesia merdeka, semangat perjuangan juga muncul di kalangan tenaga medis.

Pada 30 Juli 1950, atas usulan Dr. Seni Sastromidjojo bersama Persatuan Thabib Indonesia dan Perkumpulan Dokter Indonesia, diadakan pertemuan yang menghasilkan Muktamar Dokter Warga Negara Indonesia.

Muktamar pertama IDI akhirnya digelar pada 22–25 September 1950 di bawah pimpinan Dr. Bahder Djohan, dengan Sarwono Prawiroharjo terpilih sebagai ketua umum pertama. IDI resmi diakui pemerintah pada 24 Oktober 1950, dan tanggal itu ditetapkan sebagai Hari Dokter Nasional yang diperingati sampai sekarang.

Profesi dokter di Indonesia tidak hanya soal ilmu medis, tapi juga perjuangan kemanusiaan dan kemerdekaan. Sebelum IDI berdiri, banyak dokter ikut turun tangan melawan penjajahan, seperti dr. Sutomo, dr. Wahidin Sudirohusodo, dan dr. Cipto Mangunkusumo. Mereka berjuang bukan cuma di ruang praktik, tapi juga di medan politik dan sosial demi kemerdekaan bangsa.

Perjalanan pendidikan kedokteran di Indonesia sendiri dimulai sejak 1849 lewat keputusan Gubernemen No. 22 yang melahirkan gelar “Dokter Djawa”. Tonggak pentingnya datang saat berdirinya STOVIA pada 1898, yang kemudian melahirkan dokter-dokter pejuang seperti dr. Sutomo dan rekan-rekannya yang mendirikan Boedi Oetomo.

Momentum Hari Dokter Nasional tahun ini jadi pengingat buat kita semua tentang besar dan mulianya peran dokter. Mereka bukan hanya menyembuhkan, tapi juga berjuang untuk kemanusiaan. Jadi, yuk, mulai dari hal kecil dengan menjaga kesehatan diri dan orang di sekitar kita. Itu juga bentuk penghargaan buat para pahlawan kesehatan Indonesia.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka