London (KABARIN) - Google mengumumkan pencapaian penting baru dalam komputasi kuantum yang berpotensi membuka jalan bagi penggunaan dalam bidang penemuan obat dan ilmu material di masa depan.
Menggunakan cip kuantum terbarunya yang bernama Willow, Google mengembangkan algoritma baru yang kinerjanya melampaui komputer konvensional.
Terobosan itu dipublikasikan dalam artikel penelaahan sejawat (peer-reviewed) di jurnal Nature pada Rabu (22/10) dan dicapai oleh tim kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) kuantum Google.
Wakil Presiden Teknik di Google Hartmut Neven mengatakan dalam sebuah unggahan di blog bahwa penggunaan komputer kuantum di dunia nyata kemungkinan masih lima tahun lagi. Namun, CEO Google Sundar Pichai mengatakan terobosan dengan algoritma, yang disebut gema kuantum (quantum echoes) oleh perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) itu, merupakan langkah signifikan.
Menurut Google, cip Willow menjalankan algoritma 13.000 kali lebih cepat dibandingkan algoritma klasik terbaik di salah satu superkomputer tercepat di dunia. Secara teori, algoritma tersebut juga dapat direplikasi di komputer kuantum lain.
"Cip Willow kami telah mencapai keunggulan kuantum yang dapat diverifikasi untuk pertama kalinya," kata Pichai dalam unggahan di media sosial X, seraya menyebut terobosan itu sebagai langkah signifikan menuju penerapan komputasi kuantum pertama di dunia nyata.
Algoritma baru tersebut dapat menjelaskan interaksi antara atom-atom dalam molekul menggunakan resonansi magnetik nuklir (nuclear magnetic resonance/NMR), ujar Pichai, yang berpotensi membuka jalan untuk penggunaan dalam bidang penemuan obat dan ilmu material di masa depan.
Hal tersebut bukan klaim pertama Google tentang keunggulan kuantum, tetapi para peneliti mengatakan pencapaian baru itu menandai pencapaian yang sangat penting karena hasilnya dapat diulang dan diverifikasi secara independen.
"Komputasi berulang yang melampaui sistem klasik ini menjadi landasan bagi verifikasi yang dapat diukur sehingga membawa komputer kuantum semakin dekat menjadi alat untuk penerapan praktis," kata Google dalam unggahan blog resminya.
Michel Devoret, peraih Penghargaan Nobel Fisika tahun ini sekaligus kepala ilmuwan di unit AI kuantum Google, mengatakan, "Ini menandai langkah baru menuju komputasi kuantum skala penuh."
Namun demikian, beberapa ilmuwan tetap berhati-hati, menyoroti tantangan teknis yang masih berlangsung.