Jakarta (KABARIN) - Komisi Pemberantasan Korupsi merespons peluang memanggil Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Luhut Binsar Pandjaitan, terkait dugaan korupsi dalam proyek kereta cepat Whoosh.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, mengatakan pihaknya belum bisa menjelaskan secara detail siapa saja yang akan dimintai keterangan dan materi yang akan diperiksa. “Pihak-pihak yang dimintai keterangan siapa saja, materinya apa, memang belum bisa kami sampaikan secara rinci,” ujar Budi dalam keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.
Budi menambahkan KPK saat ini masih fokus mendalami unsur dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek tersebut. Karena kasusnya masih dalam tahap penyelidikan, informasi lebih lanjut belum bisa diberikan.
Sebelumnya, mantan Menko Polhukam Mahfud MD dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya, Mahfud MD Official, pada 14 Oktober 2025, menyebut ada dugaan mark up atau penggelembungan anggaran di proyek Whoosh.
“Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar Amerika Serikat. Akan tetapi, di China sendiri, hitungannya 17-18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat,” katanya.
Mahfud menambahkan, “Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. 17 juta dolar AS ya, dolar Amerika nih, bukan rupiah, per kilometernya menjadi 52 juta dolar AS di Indonesia. Nah itu mark up. Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini.”
Pada 16 Oktober 2025, KPK meminta Mahfud MD untuk membuat laporan resmi terkait dugaan korupsi proyek Whoosh. Kedua pihak kemudian saling berkoordinasi, hingga pada 26 Oktober 2025, Mahfud menyatakan siap dipanggil KPK untuk memberikan keterangan.
Sementara itu, KPK mengumumkan pada 27 Oktober 2025 bahwa dugaan korupsi proyek Whoosh telah masuk ke tahap penyelidikan sejak awal tahun ini.