Misteri banaspati, bola api dari hutan jawa yang ternyata bisa dijelaskan secara ilmiah

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) - Bagi banyak orang di Jawa dan Kalimantan, melihat cahaya berbentuk bola api yang melayang di tengah hutan sering kali dianggap pertanda gaib. Sosok ini dikenal luas sebagai banaspati, makhluk berapi yang sudah melegenda turun-temurun di masyarakat. Meski terdengar mistis, sains ternyata punya penjelasan rasional di balik fenomena ini.

Banaspati dalam kepercayaan masyarakat Jawa

Dalam cerita rakyat Jawa, banaspati digambarkan sebagai bola api yang bisa melayang atau berbentuk sosok manusia terbakar yang berjalan terbalik dengan kaki menghadap ke atas. Makhluk ini kerap dikaitkan dengan kekuatan jahat seperti teluh atau santet, bahkan ada yang percaya banaspati menjadi penjaga hutan yang menakutkan.

Warga sering mengaku melihat cahaya berwarna merah atau oranye bergerak pelan di antara pepohonan pada malam hari. Karena itu, banyak orang enggan melintasi hutan sendirian ketika malam tiba.

Bentuk banaspati bahkan muncul di beberapa relief candi di Jawa, biasanya di bagian pintu masuk. Ukiran itu dianggap simbol perlindungan agar roh jahat tidak bisa memasuki area suci.

Dalam dunia spiritual Jawa, banaspati disebut juga sebagai bagian dari ilmu hitam yang digunakan untuk mencelakai orang lain. Sosoknya yang berapi dianggap berbahaya karena mampu membakar targetnya. Ukurannya bisa sebesar genggaman tangan, tapi diyakini dapat membesar jika korbannya merasa takut.

Ada pula versi yang menggambarkan banaspati dalam wujud manusia terbakar yang berjalan dengan tangan dan kaki menghadap ke atas sambil menjulurkan lidah api. Masyarakat mengenal tiga jenis banaspati yaitu banaspati geni yang berasal dari api, banaspati tanah liat, dan banaspati air.

Penjelasan ilmiah di balik fenomena banaspati

Walau kental dengan nuansa mistis, para ilmuwan menyebut fenomena bola api yang disebut banaspati bisa dijelaskan secara ilmiah. Dalam kajian sains, kejadian ini dikenal dengan istilah Ignis Fatuus atau Will-o’-the-Wisp, yaitu cahaya alami yang sering terlihat di daerah lembap seperti hutan, rawa, atau area pemakaman.

Cahaya ini sebenarnya berasal dari gas metana dan fosfin yang muncul akibat proses pembusukan bahan organik seperti tumbuhan atau hewan mati. Ketika gas-gas tersebut keluar ke permukaan dan bereaksi dengan oksigen di udara, akan terjadi pembakaran kecil yang menghasilkan nyala api berwarna kebiruan.

Karena gas metana lebih ringan dari udara, nyala apinya tampak melayang dan seolah bergerak sendiri di udara. Udara lembap dan suhu hangat di permukaan tanah juga mempercepat proses pembakaran ini, apalagi di malam hari yang tenang.

Selain itu, lapisan udara panas di permukaan bisa memantulkan cahaya, menimbulkan ilusi optik yang membuat bola api itu terlihat bergerak perlahan. Hal inilah yang sering disalahartikan sebagai makhluk mistis.

Fenomena seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di Eropa, cahaya serupa dikenal sebagai Will-o’-the-Wisp dan dianggap sebagai roh gentayangan yang menyesatkan orang di rawa-rawa. Jepang juga punya kisah serupa yang disebut Hitodama.

Jadi, meski banaspati hidup dalam kisah legenda dan budaya Jawa, penjelasan sains menunjukkan bahwa bola api yang muncul di hutan sebenarnya hanyalah hasil reaksi alami antara gas dan udara di alam. Fenomena ini membuktikan bahwa di balik cerita mistis, selalu ada sisi ilmiah yang bisa dijelaskan dengan logika.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka