Vaksin campak penting cegah komplikasi, 1 penderita bisa tulari 12 orang loh

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) - Campak telah mewabah di Pamekasan, Jawa Timur baru-baru ini, selain indikasi peningkatan jumlah penderita di beberapa daerah lain, dan dari sini kita bisa belajar pentingnya vaksin sejak dini, untuk menghindari terjadinya wabah serta kompilasi bagi penderitanya.

Di Pamekasan, Dinas Kesehatan setempat mencatat warga yang suspek kasus campak di wilayah itu mencapai 520 orang, bertambah 103 orang dibanding sepekan sebelumnya.

Kementerian Kesehatan menekankan pentingnya bagi tiap anak untuk mendapatkan vaksin campak sebagai upaya mencegah terjadinya komplikasi masalah kesehatan yang serius hingga kematian.

"Untuk memberikan perlindungan yang optimal terhadap penyakit campak, maka imunisasi campak diberikan sebanyak tiga kali," kata Kepala Biro Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman kepada Antara di Jakarta, Sabtu.

Menurut Aji, vaksin campak idealnya diberikan tiga kali yaitu ketika anak berusia 9 bulan, 18 bulan, dan pada anak usia kelas 1 SD/MI/sederajat, termasuk anak yang tidak bersekolah.

Vaksin itu sangat bermanfaat karena dapat memberikan proteksi pada anak untuk mencegah penyakit campak yang biasanya disertai demam tinggi, ruam kulit, batuk, pilek, dan mata merah.

Sementara pada komplikasi serius, campak dapat berupa pneumonia, radang otak (ensefalitis), dan bahkan kematian.

Selain itu, vaksin akan mengurangi risiko komplikasi seperti infeksi telinga, diare, pneumonia, kerusakan otak, kehilangan pendengaran atau penglihatan, dan gizi buruk.

Campak juga penyakit yang gampang menular dengan cepat. Seseorang yang terkena virus campak bisa menularkan kepada 12 hingga 18 orang di sekitarnya, karena campak memiliki nilai reproducation number (Ro) 12-18.

Seperti halnya COVID-19, campak juga ditularkan melalui droplets yang keluar dari hidung, mulut, atau tenggorokan orang yang terinfeksi virus campak pada saat berbicara, batuk, bersin atau melalui sekresi hidung.

Gejala khas campak adalah demam dengan suhu biasanya di atas 38 celcius selama tiga hari atau lebih dan disertai dengan bercak kemerahan/rash/ruam yang dimulai dari belakang telinga berbentuk makulopapular, bisa juga disertai disertai salah satu atau lebih gejala batuk, pilek dan mata merah.

Lalu, benarkah campak hanya menyerang anak-anak?

Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Nina Dwi Putri, Sp.A (K) mengatakan bahwa anggapan campak hanya menyerang anak adalah mitos.

"Campak hanya penyakit anak-anak, tidak betul. Orang tua yang tidak kebal juga, bisa kena campak," kata dia dalam seminar bertema “Cegah Campak dari Rumah Kita” di Jakarta.

Mitos lain bahwa penderita campak tidak boleh mandi, menurut Nina itu juga mitor. Menurut dia, karena campak menekan daya tahan tubuh, kondisi tubuh yang tak bersih justru berbahaya bagi pasien.

"Kalau tidak bersih, bakteri di kulit bisa merusak mata, masuk ke mulut lalu menyebabkan diare, pneumonia. Jangan lupa sikat gigi karena penting sekali, supaya tidak menyebabkan infeksi," jelas dia.

Pada orang dengan penyakit kronik misalnya kanker, penyakit jantung bawaan, asma, gizi buruk, campak bahkan rentan menimbulkan komplikasi dan kematian terutama kalau terlambat diagnosis dan pengobatan.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka