Keluarga Giuffre sebut pencabutan gelar pangeran Andrew sebagai kemenangan

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Keluarga mendiang Virginia Giuffre akhirnya angkat bicara soal keputusan Istana Buckingham yang mencabut gelar kerajaan Pangeran Andrew, di tengah meningkatnya tekanan publik atas hubungannya dengan pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein.

"Hari ini, seorang gadis Amerika biasa dari keluarga Amerika biasa telah mengalahkan seorang pangeran Inggris dengan kejujuran dan keberaniannya yang luar biasa," ujar saudara laki-laki Virginia, Sky Roberts, bersama istrinya Amanda Roberts, dalam pernyataan resmi yang dikutip dari PEOPLE, Jumat.

Mereka menyebut keputusan Istana sebagai kemenangan moral bagi Giuffre yang selama bertahun-tahun memperjuangkan keadilan atas pelecehan yang dialaminya.

"Virginia Roberts Giuffre, saudari kami, yang masih anak-anak ketika ia dilecehkan secara seksual oleh Andrew, tidak pernah berhenti memperjuangkan pertanggungjawaban atas apa yang menimpanya dan banyak penyintas lainnya seperti dirinya," lanjut pernyataan itu.

Namun, Sky Roberts mengatakan kepada BBC bahwa pencabutan gelar saja belum cukup. Ia menegaskan proses penyelidikan terhadap Andrew harus tetap dilanjutkan dan menyebut sang pangeran seharusnya juga dijatuhi hukuman penjara.

Sebelumnya, pada Kamis (30/10), Istana Buckingham mengumumkan bahwa Raja Charles telah memulai proses formal untuk mencabut sapaan, gelar, dan penghargaan kehormatan milik Andrew Mountbatten Windsor.

“Pangeran Andrew sekarang akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor,” tulis Istana Buckingham dalam pernyataannya.

Istana juga mengonfirmasi bahwa Andrew diminta meninggalkan kediamannya di Royal Lodge, dekat Kastil Windsor, dan akan dipindahkan ke properti pribadi di kawasan Sandringham, Norfolk. Kepindahannya disebut akan dibiayai langsung oleh Raja Charles.

Langkah ini diambil setelah Andrew secara sukarela melepas beberapa gelar kehormatan, termasuk Duke of York, pada awal bulan ini, menyusul meningkatnya tekanan publik terkait hubungannya dengan Epstein.

Andrew secara konsisten membantah tuduhan bahwa ia pernah berhubungan seksual dengan Giuffre saat korban masih berusia 17 tahun. Kasus perdata yang diselesaikan pada 2022 itu juga tidak mencakup pengakuan bersalah maupun permintaan maaf dari pihak Andrew.

Virginia Giuffre sendiri, yang sempat menulis memoar berjudul “Nobody’s Girl: A Memoir of Surviving Abuse and Fighting for Justice”, meninggal dunia karena bunuh diri pada awal tahun 2025. Dalam bukunya, ia mengungkapkan telah dipaksa berhubungan seks dengan Andrew sebanyak tiga kali ketika masih berusia 17 tahun.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka