Jakarta (KABARIN) - Stres dan kurang tidur ternyata bukan cuma bikin badan lelah atau mood jelek. Dua hal ini juga bisa berdampak serius pada kesehatan reproduksi pria, terutama kualitas sperma.
Dokter spesialis andrologi, Christian Christoper Sunnu, Sp.And, menjelaskan hal ini dalam sebuah diskusi kesehatan di Jakarta, Selasa, menekankan bahwa kondisi psikologis dan pola tidur yang buruk bisa mempengaruhi kesuburan pria secara signifikan.
“Kalau laki-laki itu stres, terutama stres yang jangka panjang ya, kronis, lebih dari 6 bulan itu sangat berbahaya,” kata Dr. Christian.
Stres jangka panjang bisa ganggu hormon kesuburan
Menurutnya, stres kronis bisa meningkatkan kadar hormon kortisol dan prolaktin. Sayangnya, hormon-hormon ini justru menekan hormon kesuburan seperti:
- FSH (Follicle Stimulating Hormone): Penting untuk pembentukan sperma.
- LH (Luteinizing Hormone): Berperan membentuk testosteron.
- Testosteron: Penting untuk ereksi dan kesehatan reproduksi.
“Kalau kortisol tinggi, prolaktin tinggi, otomatis testosteron rendah, FSH rendah, LH juga rendah,” jelasnya.
Jadi, stres yang terus menerus bisa membuat hormon-hormon vital ini menurun dan akhirnya mempengaruhi kesuburan pria.
Kurang tidur bisa bikin sperma jadi kurang berkualitas
Selain stres, kurang tidur atau begadang juga bisa mempengaruhi kualitas sperma. Idealnya, tubuh membutuhkan sekitar 8,5 jam tidur setiap malam. Namun, masih banyak pria yang merasa cukup hanya tidur 4–5 jam per hari.
“Tidur itu seperti tabungan, kalau kita tidak tabung tidur, kita akan kekurangan tidur atau namanya sleep depreviative,” ungkap Dr. Christian.
Sleep depreviative atau kurang tidur kronis membuat sel-sel tubuh tidak bisa melakukan proses reparasi dengan baik, termasuk sel testis atau sel buah zakar. Akibatnya, racun-racun menumpuk dan sel-sel tua tidak diperbarui.
“Sel-sel yang sudah rusak, dia tidak bisa perbaiki. Tertumpuklah racun-racun dan sel-sel yang sudah tua tadi, akibatnya spermanya jelek,” tambahnya.
Cara menjaga kualitas sperma
Dari penjelasan Dr. Christian, bisa disimpulkan bahwa menjaga kualitas sperma tidak hanya soal pola makan atau olahraga, tapi juga mengelola stres dan cukup tidur. Pria yang ingin tetap subur sebaiknya:
- Mengatur pola tidur, minimal 7–9 jam per malam.
- Mencari cara untuk mengurangi stres, misalnya olahraga ringan, meditasi, atau hobi.
- Memeriksakan kesehatan reproduksi secara rutin jika ada keluhan kesuburan.
Deangan begitu, kesehatan reproduksi ternyata sangat sensitif terhadap gaya hidup sehari-hari. Jadi, jangan remehkan stres dan begadang, karena efeknya bisa jauh lebih serius daripada sekadar kantuk di pagi hari.