Kepulauan Seribu akan fokus untuk kembangkan quality tourism

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) -

Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Kepulauan Seribu bakal mengubah arah pengembangan wisata di wilayahnya. Setelah bertahun-tahun mengandalkan pariwisata massal, kini Kepulauan Seribu ingin fokus membangun quality tourism—wisata yang bukan hanya ramai pengunjung, tapi juga benar-benar menggerakkan ekonomi warga.

"Kami ingin wisatawan yang datang ke Kepulauan Seribu benar-benar meninggalkan uang di sini dan membuat perekonomian di sini bergerak kencang,” kata Kepala Suku Dinas Parekraf Kepulauan Seribu, Sonti Pangaribuan, di Jakarta, Kamis.

Menurut Sonti, pariwisata massal selama ini membuat jumlah wisatawan memang tinggi, tetapi dampak ekonominya minim. Banyak wisatawan datang, menikmati pulau, lalu pulang tanpa banyak berbelanja.

"Mereka tidak spending money di sini. Makanya, kita akan ubah kunjungan wisatawan dari mass tourism menjadi quality tourism," ujarnya.

Konsep quality tourism, lanjut Sonti, tidak hanya fokus pada berapa banyak orang yang datang, tetapi seberapa besar uang yang mereka belanjakan dan manfaat yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Kepulauan Seribu.

Ia menilai pemerintah daerah selama ini justru memberi banyak subsidi kepada wisatawan, mulai dari tiket kapal hingga penyediaan air bersih melalui alat osmosis. Padahal idealnya, wisatawan yang berlibur ke pulau adalah mereka yang siap menghabiskan uang di destinasi.

“Harusnya yang berlibur ke pulau itu adalah orang berduit yang menghabiskan uang di kepulauan,” kata Sonti.

Dari sekitar 400 ribu wisatawan yang datang tiap tahun, hanya 20 ribu orang yang memilih berkunjung ke pulau resort. Sisanya lebih banyak mengisi pulau berpenduduk, yang dari sisi ekonomi, tidak memberikan dampak optimal.

Padahal, Kepulauan Seribu punya modal kuat: pantai yang cantik, spot sejarah, sampai keindahan bawah laut yang bisa jadi daya tarik wisata kelas premium.

Apalagi DKI Jakarta kini mendorong sektor Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition (MICE) sebagai penggerak ekonomi kreatif. Menurut Sonti, para peserta kegiatan MICE membutuhkan waktu santai atau leisure, dan Kepulauan Seribu adalah pilihan ideal.

“Mereka ini butuh leisure dan itu hanya ada di Kepulauan Seribu. Dan tentu wisatawan yang berkualitas yang datang ke sini,” katanya.

Saat ini banyak pelaku usaha di kepulauan hanya menjual makanan ringan dan minuman sachet karena perputaran uang masih kecil. Sonti berharap kualitas wisatawan yang datang bisa meningkat, sehingga pelaku usaha lokal juga terdorong menjual produk dan layanan yang lebih premium.

“Kalau yang datang dan meninggalkan uang banyak tentu yang dijual pedagang lebih berkualitas. Kami berharap ini menjadi perhatian bersama untuk meningkatkan kualitas pariwisata di daerah kepulauan,” ujarnya.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka