Harga cabe merah di Aceh meroket hingga Rp200 ribu per kilo

waktu baca 2 menit

Banda Aceh (KABARIN) - Harga cabai merah di Pasar Induk Lambaro, Kabupaten Aceh Besar, melonjak drastis hingga tembus Rp200 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya, harga cabai masih berada di kisaran Rp100 ribu per kilogram. Lonjakan ini dipicu banjir yang melanda sejumlah wilayah Aceh dan membuat jalur distribusi pangan tersendat.

“Banjir yang melanda Aceh mengakibatkan terganggunya distribusi sejumlah komoditas dari daerah penghasil karena ada jembatan yang terputus sehingga tidak bisa dilewati,” kata Plt Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (Diskopukmdag) Aceh Besar Sulaimi di Lambaro, Jumat.

Bukan cuma cabai merah yang melambung. Cabai rawit ikut naik gila-gilaan dari Rp30 ribu menjadi Rp80 ribu per kilogram. Bawang merah pun merangkak dari Rp35 ribu menjadi Rp38 ribu per kilogram. Sementara telur ayam ras naik dari Rp57 ribu menjadi Rp65 ribu per papan (isi 30 butir).

Sulaimi menjelaskan, kenaikan paling tajam terjadi pada cabai karena daerah pemasok utama seperti Pidie, Bener Meriah, dan Takengon juga terdampak banjir. Akses dari Bener Meriah dan Aceh Tengah bahkan terputus sehingga pasokan ke pasar menjadi sangat terbatas.

Berdasarkan pantauan di lapangan, stok cabai dan komoditas lain memang menipis akibat minimnya suplai dari sentra produksi.

Meski begitu, sejumlah kebutuhan pokok lainnya masih stabil. Harga beras premium tercatat Rp15.300 per kilogram, beras SPHP Rp13.100 per kilogram, minyak goreng curah Rp17.100 per liter, MinyaKita Rp15.700 per kilogram, gula pasir curah Rp18.000 per kilogram, dan tepung terigu Rp14.000 per kilogram.

Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Aceh Besar memastikan terus memantau perkembangan harga serta berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menjaga kelancaran pasokan, terutama selama banjir masih melanda wilayah Aceh.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka