PBB minta negara patuhi hukum internasional di tengah ketegangan AS-Venezuela

waktu baca 2 menit

Istanbul (KABARIN) - PBB menekankan pentingnya kepatuhan terhadap hukum internasional demi keselamatan penerbangan sipil setelah AS mengumumkan akan menutup wilayah udara Venezuela sepenuhnya.

Langkah ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump lewat media sosial mengancam menutup wilayah udara Venezuela, memicu Caracas menuntut "penghormatan tanpa syarat" atas kedaulatan udaranya.

Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric mengatakan PBB meminta kedua pihak untuk tetap menghormati kewajiban mereka menurut hukum internasional, termasuk Piagam PBB, dan memanfaatkan mekanisme yang ada untuk menyelesaikan masalah secara damai.

"Dia mendesak negara yang berseteru untuk menghormati kewajiban mereka atas hukum internasional, termasuk Piagam PBB dan semua kerangka hukum yang berlaku dan menggunakan mekanisme yang ada untuk mengatasi masalah secara damai demi menjamin keselamatan, keamanan, dan konektivitas penerbangan sipil internasional," ujar Dujarric.

Dujarric menambahkan bahwa Sekretaris Jenderal Antonio Guterres tetap sangat prihatin terkait laporan yang menyebut Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth memerintahkan serangan terhadap kapal yang diduga membawa narkoba.

Pernyataan ini sejalan dengan perhatian Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk yang menyebut serangan militer tersebut mungkin melanggar hukum HAM internasional dan mendesak adanya penyelidikan.

Gedung Putih membenarkan bahwa Hegseth mengesahkan perintah tersebut pada 2 September, sementara Laksamana Angkatan Laut Frank Bradley yang mengeksekusi perintah dianggap bekerja "dengan baik sesuai kewenangannya dan sesuai hukum," menurut juru bicara Caroline Leavitt.

AS sendiri semakin gencar melakukan operasi militer di Amerika Latin beberapa bulan terakhir dengan mengerahkan Marinir, kapal perang, jet tempur, pesawat pengebom, kapal selam, dan drone.

Trump pekan lalu menyatakan AS akan "segera" menindak para pengedar narkoba di Venezuela, sementara sejak September militer AS telah melakukan 21 serangan terhadap kapal yang diduga membawa narkoba, menewaskan 83 orang.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka