Kemendikdasmen ngebut dalam pulihkan pendidikan pascabencana di Sumut

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bergerak cepat memulihkan ekosistem pendidikan pascabencana di Kabupaten Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Langkah ini dilakukan demi memastikan layanan pendidikan tetap berjalan meski wilayah tersebut baru saja dihantam banjir bandang dan tanah longsor.

Staf Khusus Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Bidang Manajemen dan Kelembagaan, Didik Suhardi, turun langsung meninjau situasi di lapangan untuk mengidentifikasi kebutuhan paling mendesak bagi sekolah-sekolah terdampak.

“Kami dari Kemendikdasmen mengucapkan duka atas musibah banjir bandang maupun tanah longsor yang terjadi di Sumatera Utara,” ujar Didik dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Kamis.

Didik menegaskan bahwa kehadiran pemerintah pusat menunjukkan komitmen negara untuk memastikan hak anak dalam mendapatkan pendidikan tetap terpenuhi, meski berada dalam kondisi kedaruratan.

Dalam peninjauannya, Didik menemukan sejumlah sekolah mengalami kerusakan berat hingga tidak layak digunakan. Di beberapa titik, kondisi teknis bahkan menuntut agar sekolah direlokasi.

“Beberapa sekolah memang harus direlokasi karena secara teknis tidak mungkin lagi dibangun di situ. Untuk itu, kami melakukan pendataan agar penanganan dapat segera dilakukan,” tegasnya.

Sebagai langkah awal, Kemendikdasmen memberikan bantuan berupa pembersihan sekolah, penyediaan buku, serta peralatan belajar. Pemerintah juga menyiapkan penggantian perangkat pembelajaran yang rusak, termasuk Interactive Flat Panel atau Papan Interaktif Digital (PID).

Didik menyebut pendataan kerusakan sarana dan prasarana akan menjadi dasar pengusulan anggaran untuk tahun 2026.
“Nanti kami akan data lebih rinci untuk kita usulkan pada 2026,” ujarnya.

Selain fasilitas belajar, pemulihan psikososial para siswa juga jadi perhatian. Didik mengimbau agar sekolah segera kembali mengaktifkan pembelajaran dengan cara yang adaptif terhadap kondisi di lapangan.

“Kami mengimbau agar pembelajaran segera dilakukan, termasuk melalui permainan, konseling trauma, dan kegiatan yang menyenangkan agar anak-anak dapat terkurangi rasa dukanya dan kembali belajar dengan nyaman,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Didik juga memberikan apresiasi kepada para guru, tenaga kependidikan, dan masyarakat yang bergerak cepat membantu pemulihan pascabencana.
“Partisipasi dari kepala sekolah, bapak dan ibu guru, serta masyarakat luar biasa,” ujarnya.

Kepala SDN 168 Panggugunan, Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Aslita Elrida Rumapea, juga menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen menjaga keberlanjutan pendidikan meski dalam kondisi sulit.

“Kami akan berusaha mengoptimalkan pendidikan walaupun dengan keadaan yang demikian. Terima kasih Pak Presiden, terima kasih Pak Menteri atas bantuan yang telah diberikan,” katanya.

Pemulihan pendidikan di Sumut kini terus dikebut, mengandalkan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan komunitas sekolah agar proses belajar mengajar bisa kembali normal secepat mungkin.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka