58% remaja Indonesia mager: Kemenkes ungkap krisis gerak nasional

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap fakta mengejutkan soal kebiasaan gerak masyarakat Indonesia. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), lebih dari setengah remaja usia 10–14 tahun (58%) kini masuk kategori “mager” karena kurang melakukan aktivitas fisik.

“Remaja kita banyak yang mager, 58 persen usia 10–14 tahun, disusul lansia 52,8 persen, dan remaja 15–19 tahun sebanyak 50 persen. Alasannya klasik: tidak ada waktu atau memang malas,” ujar Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes Maria Endang Sumiwi dalam Indonesia Sports Summit 2025 di Jakarta, Minggu.

Fenomena ini membuat Indonesia berada dalam kondisi krisis gerak, di mana aktivitas fisik sehari-hari pun masih sangat minim. Temuan lain dari Cek Kesehatan Gratis (CKG) terhadap 62 juta orang juga menunjukkan bahwa 60,1 persen anak usia sekolah memiliki tingkat kebugaran rendah.

Pada kelompok dewasa, hanya 5 persen yang rutin berolahraga sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)—yakni minimal 30 menit per hari selama lima hari dalam seminggu, atau total 150 menit per minggu.

Maria mengakui bahwa tren olahraga seperti komunitas lari memang berkembang pesat di kota-kota besar. Namun secara keseluruhan, kesadaran olahraga masyarakat Indonesia masih rendah.

Untuk mengatasinya, ia menekankan pentingnya memperbanyak kompetisi dan klub olahraga agar menjadi ruang bagi remaja meningkatkan kebugaran.

“Kalau banyak kompetisi, klub olahraga akan bertumbuh. Tempat latihan makin banyak, dan lapangan pekerjaan di dunia olahraga juga berkembang,” kata Maria.

Ia juga menyoroti peluang besar pada bidang sport medicine, yang dinilai bisa berkembang pesat seiring peningkatan minat olahraga masyarakat.

“Kemenkes sangat diuntungkan jika masyarakat makin aktif bergerak. Semakin banyak aktivitas olahraga, semakin sehat pula masyarakat kita,” ujarnya.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka