Jakarta (KABARIN) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) kembali mengambil langkah besar untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas kekerasan. Melalui pelatihan khusus bagi para pelatih dari UPT Kemendikdasmen di seluruh Indonesia, pemerintah ingin memastikan setiap sekolah mampu menerapkan budaya positif yang melindungi anak.
Dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Minggu, Kepala Pusat Penguatan Karakter (Kapuspeka) Kemendikdasmen, Rusprita Putri Utami, menegaskan bahwa tantangan pendidikan saat ini semakin kompleks. Arus informasi yang begitu mudah diakses sering kali membuat anak kesulitan membedakan konten yang membangun dan yang berisiko.
“Pendidikan Bermutu untuk Semua hanya bisa terwujud bila proses belajar berlangsung tanpa kekerasan,” ujarnya.
Pelatihan yang diikuti 132 peserta dari berbagai balai pendidikan ini difokuskan pada penguatan kapasitas fasilitator nasional—mereka yang nantinya akan menjadi garda depan dalam memberikan pendampingan ke sekolah-sekolah di daerah.
Rusprita juga menekankan bahwa upaya pencegahan kekerasan harus melibatkan semua pihak:
✨ Keluarga sebagai lingkungan pertama
✨ Sekolah sebagai ruang belajar formal
✨ Masyarakat dan media sebagai ekosistem yang membentuk karakter
Dengan modul Pencegahan dan Penanganan Kekerasan yang terus disempurnakan, Kemendikdasmen berharap tercipta generasi fasilitator yang siap membantu sekolah mewujudkan lingkungan yang aman, inklusif, dan ramah anak di seluruh Indonesia.