Jakarta (KABARIN) - Presiden Prabowo Subianto mengingatkan para menteri sampai kepala daerah agar tidak ada penyelewengan di semua entitas pemerintahan, terutama jika ada pihak yang memanfaatkan bencana di Sumatra untuk upaya memperkaya diri.
Dalam rapat terbatas di Pos Pendamping Nasional Penanganan Bencana Alam Aceh yang berlokasi di Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Minggu (7/12) malam, Prabowo mengatakan bahwa bencana yang terjadi di Sumatra menjadi bukti bahwa pemerintah harus mengelola kekayaan dengan sebaik-baiknya.
"Ini bukti bahwa kita harus mengelola semua kekayaan kita dengan sebaik-baiknya. Saya ingatkan tidak boleh ada penyelewengan, tidak boleh ada korupsi di semua entitas pemerintahan. Karena ini buktinya kita butuh setiap kemampuan kita. Kita butuh setiap uang kita untuk menghadapi dan mengatasi kesulitan rakyat," kata Prabowo seperti disaksikan dalam akun YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Minggu malam.
Prabowo menekankan bahwa pemerintah harus mengerahkan seluruh kemampuan dan membutuhkan dana untuk mengatasi kesulitan rakyat, terutama dalam menghadapi bencana.
Selain itu, Prabowo juga mengingatkan kembali kepada semua menteri dan kepala daerah untuk memeriksa jajarannya, terutama pada proyek-proyek yang berada dalam tanggung jawab mereka.
"Saya tidak mau ada pihak-pihak yang menggunakan bencana ini untuk memperkaya diri. Saya akan sangat keras, jangan ada yang mencari keuntungan di tengah penderitaan rakyat," kata Prabowo.
Prabowo meminta pada Kapolri hingga kepala daerah untuk mengawasi jika ada potensi tindak penyelewengan, dan berikan sanksi.
"Jadi Kepolisian, semua pihak, periksa, pemda catat kalau ada yang nakal-nakal, lipat gandakan harga dan sebagainya," kata Prabowo.
Usai meninjau langsung kondisi terdampak bencana di sejumlah lokasi di Aceh, Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas (ratas) mengenai penanganan dan pemulihan bencana yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa kondisi di sejumlah wilayah terdampak bencana memang dinilai serius berdasarkan laporan yang diterimanya.
Banyak area persawahan mengalami kerusakan parah sehingga berpotensi mengganggu produksi pangan masyarakat setempat. Selain itu, Presiden juga menerima laporan mengenai sejumlah bendungan yang jebol, baik berukuran besar maupun kecil, yang berdampak langsung pada sistem irigasi.
Kepala Negara mengakui bahwa sejumlah tantangan masih ditemui di beberapa lokasi, terutama karena kondisi alam yang perlu tetap diwaspadai, namun pemerintah akan terus memastikan penanganan dilakukan secara bertahap, terukur, dan berkelanjutan demi mempercepat pemulihan kehidupan masyarakat.