Kemenpar ingin kembangkan "sports tourism" sebagai mesin penggerak ekonomi

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) - Kementerian Pariwisata berupaya mengembangkan penyelenggaraan berbagai event termasuk wisata berbasis olahraga menjadi mesin penggerak ekonomi nasional.

“Dalam ekosistem pariwisata terdapat banyak travel theme yang dapat dikembangkan, dan salah satu yang paling menjanjikan adalah sports tourism. Indonesia memiliki modal besar untuk mengembangkan segmen ini," kata Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dalam keterangan resmi yang dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

Dalam acara “Indonesian Sports Summit 2025” pada Minggu (7/12), ​​​​​​Widiyanti menyampaikan secara global olahraga telah terbukti menjadi magnet pariwisata yang sangat efektif dan memiliki peluang kuat untuk memutar roda perekonomian.

Survei Expedia mencatat 44 persen wisatawan bersedia bepergian ke luar negeri untuk menghadiri event olahraga. Wisatawan olahraga ini juga memiliki karakter pengeluaran yang relatif tinggi, mencapai rata-rata 1.500 dolar AS per kunjungan.

UN Tourism juga mencatat wisata olahraga menyumbang 10 persen dari total belanja wisata global pada 2023. Angka itu diproyeksikan tumbuh pesat hingga 17,5 persen pada periode 2023-2030.

Menurut Menteri Pariwisata, Indonesia memiliki banyak fasilitas olahraga ikonis yang tersebar di berbagai daerah. Namun, perlu dikemas sedemikian rupa agar menjadi daya tarik wisata yang mampu menghadirkan pengalaman berkualitas sepanjang tahun.

Ia mencontohkan Anfield Stadium di Liverpool, yang di luar hari pertandingan membuka beragam paket wisata seperti tur museum dan pengalaman storytelling sejarah klub. Hasilnya sangat impresif, hampir 400 ribu kunjungan pada 2024, masuk jajaran 10 persen destinasi terbaik dunia versi Tripadvisor, dan dinobatkan sebagai UK’s Best Landmark 2024.

Model serupa mulai dikembangkan Stadion Gelora Bandung Lautan Api melalui pembahasan antara Pemerintah Kota Bandung, DPRD Jawa Barat, dan World Bank.

Selain fasilitas olahraga, potensi besar juga datang dari perubahan gaya hidup masyarakat. Survei Nielsen 2025 menunjukkan 86 persen masyarakat Indonesia kini proaktif menjaga kesehatan, jauh di atas rata-rata global sebesar 70 persen.

“Potensi ini menciptakan pasar besar bagi penyelenggaraan event lari, bersepeda, triathlon, yoga, hingga festival wellness,” katanya.

Hal ini terbukti dengan adanya penyelenggaraan event lari seperti Pocari Sweat Run Mandalika 2025 yang menarik lebih dari 9.000 peserta, dengan 70 persen peserta berasal dari luar Pulau Lombok.

Event ini memberikan dampak ekonomi sebesar Rp85,5 miliar serta menggerakkan tingkat hunian akomodasi, restoran, transportasi, hingga UMKM lokal.

“Ke depan, yang ingin kami dorong adalah konsistensi. Event seperti ini harus berkelanjutan agar manfaat ekonominya dapat dirasakan terus-menerus. Pengalaman dapat diperluas secara holistik, misalnya mengombinasikan olahraga dengan konser musik dan elemen lain yang memperkuat daya tariknya. Banyak orang bersedia bepergian lintas negara demi menghadiri event olahraga,” kata dia.

Menteri Pariwisata optimistis pengembangan event berbasis pariwisata olahraga akan memperkuat kontribusi sektor pariwisata nasional.

Tahun ini, pergerakan wisatawan nusantara diproyeksikan tumbuh 18,89 persen dan wisatawan mancanegara 10,13 persen. Pertumbuhan ini akan mendorong aktivitas ekonomi melalui belanja wisatawan serta meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB, diperkirakan mencapai 3,96 hingga 4 persen.

Ia juga mendorong federasi dan klub olahraga untuk meningkatkan standar penyelenggaraan event agar setara kelas dunia, serta mengajak sektor swasta dan investor menjadi mitra strategis dalam memperkuat ekosistem wisata olahraga, serta komunitas olahraga untuk terus menjadi energi yang menjaga semangat partisipasi dan kebanggaan masyarakat.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka