Jakarta (KABARIN) - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) kembali menyegel tiga subjek hukum yang diduga ikut memicu banjir di Sumatera. Penambahan ini membuat total sudah tujuh pihak yang disegel karena diduga melakukan perusakan hutan.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menegaskan langkah ini adalah wujud komitmennya untuk menindak tegas siapa pun yang merusak hutan.
"Penyegelan ini akan terus kami lakukan terhadap perusak hutan. Seperti janji saya kepada rakyat yang disampaikan di depan Komisi IV DPR RI. Jadi siapapun yang melakukan perusakan hutan akan kami tindak," kata Raja Juli Antoni dalam keterangannya, Senin.
Ia menyebutkan bahwa masih ada lima subjek hukum lain yang sudah teridentifikasi dan kini dalam proses pendalaman. "Bila terbukti melakukan pelanggaran, kami tidak segan akan langsung segel," tambahnya.
Tiga subjek yang baru disegel berada di Kabupaten Tapanuli Selatan, yaitu dua areal konsesi PT AR di Ramba Joring, Desa Aek Pining, Kecamatan Batang Toru, serta lahan milik PHAT Jon Anson di Kecamatan Arse dan PHAT Mahmudin di Desa Sombadebata Purba, Kecamatan Saipar Dolok Hole.
Sebelumnya, Kemenhut sudah menyegel empat pihak lain yang juga diduga terlibat dalam kerusakan hutan pemicu banjir. Mereka adalah areal konsesi PT TPL di Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan; PHAT Jhon Ary Manalu di Desa Pardomuan dan PHAT Asmadi Ritonga di Desa Dolok Sahut, Kecamatan Simangumban, Kabupaten Tapanuli Utara; serta PHAT David Pangabean di Desa Simanosor Tonga, Kecamatan Saipar Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Kemenhut melalui Ditjen Penegakan Hukum (Gakkum) juga terus melakukan pendalaman terhadap dugaan pelanggaran kehutanan di kawasan DAS Batang Toru, Sumatera Utara. Proses ini mencakup pengambilan sampel kayu hingga pemeriksaan keterangan di lapangan.
"Kami tidak ada kompromi. Baik korporasi ataupun PHAT yang terbukti merusak hutan Indonesia akan kami tindak. Seperti komitmen yang telah saya sampaikan di DPR, penegakan hukum secara tegas tanpa pandang bulu," tegas Raja Juli Antoni.
Langkah penyegelan ini diharapkan bisa mempercepat pemulihan lingkungan dan mencegah bencana serupa terjadi lagi di wilayah terdampak.