Setahun usai rezim Assad jatuh, PBB tegaskan komitmen penuh untuk masa depan Suriah

waktu baca 2 menit

Istanbul (KABARIN) - Peringatan satu tahun runtuhnya rezim Bashar Al Assad menjadi momen penting bagi PBB untuk kembali menegaskan dukungannya terhadap masa depan Suriah. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan bahwa organisasi tersebut tetap sepenuhnya berkomitmen mendampingi rakyat Suriah dalam proses transisi yang sedang berjalan.

"Hari ini menandai satu tahun jatuhnya pemerintahan Assad dan berakhirnya sistem penindasan yang telah berlangsung selama beberapa dekade," ujar Guterres pada Minggu.

Ia memberi penghormatan kepada rakyat Suriah yang tetap kuat menghadapi berbagai kesulitan. Guterres mengatakan mereka telah menunjukkan keteguhan luar biasa meski bertahun-tahun hidup di tengah penderitaan yang berat.

Momen peringatan ini, menurutnya, juga menjadi waktu untuk mengenang pengorbanan para korban sekaligus menyegarkan kembali semangat perubahan yang telah membawa Suriah ke era baru.

Guterres menekankan bahwa masa transisi ini bukan hanya soal pergantian politik. Ia menyebutnya sebagai kesempatan besar untuk memperbaiki kembali kehidupan masyarakat, merawat luka-luka konflik, dan menyatukan kembali kelompok-kelompok yang selama ini terpecah.

"Ini kesempatan untuk membangun sebuah negara di mana setiap orang Suriah tanpa memandang etnis, agama, gender, atau afiliasi politik dapat hidup dengan aman, setara, dan bermartabat," ucapnya.

Ia juga mengingatkan bahwa setahun terakhir telah menunjukkan bagaimana perubahan nyata bisa terjadi ketika rakyat Suriah diberikan ruang dan dukungan untuk memimpin jalannya sendiri. Meski begitu, tantangan yang ada tetap besar, walaupun bukan hal yang mustahil diselesaikan.

Kebutuhan kemanusiaan menurutnya masih tinggi, namun sudah terlihat perkembangan seperti layanan dasar yang mulai pulih, bantuan yang semakin mudah dijangkau, dan terbukanya jalur kepulangan bagi pengungsi serta warga yang sempat mengungsi.

"Masyarakat internasional harus berdiri teguh mendukung transisi yang dipimpin dan dimiliki rakyat Suriah ini," kata Guterres.

"Termasuk memastikan penghormatan terhadap kedaulatan Suriah, menghapus hambatan rekonstruksi, mendanai seruan kemanusiaan, dan mendorong pembangunan ekonomi," tambahnya.

Ia menutup pernyataannya dengan menegaskan kembali bahwa dunia memiliki tujuan bersama untuk membantu membangun perdamaian dan masa depan yang stabil bagi Suriah.

"Pada peringatan ini, kita berdiri dalam satu tujuan membangun fondasi perdamaian dan kemakmuran, serta memperbarui janji kita bagi Suriah yang bebas, berdaulat, bersatu, dan inklusif," ujar Guterres.

Suriah kini memasuki tahun pertama tanpa rezim Assad, membuka lembaran baru setelah Partai Baath yang telah berkuasa sejak 1963 runtuh pada 8 Desember 2024 ketika Damaskus jatuh dan Assad melarikan diri ke Rusia.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka