PBB (KABARIN) - Ketegangan di perbatasan Kamboja dan Thailand kembali memanas. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan kekhawatirannya setelah muncul laporan tentang bentrokan bersenjata terbaru, termasuk serangan udara dan mobilisasi alat berat di wilayah perbatasan. Hal itu disampaikan oleh juru bicara PBB, Stephane Dujarric, Senin (8/12).
Menurut Dujarric, sengketa perbatasan kedua negara itu sudah menimbulkan dampak serius, mulai dari korban sipil, kerusakan infrastruktur, hingga warga yang terpaksa mengungsi di kedua sisi perbatasan.
Guterres menegaskan pentingnya melindungi warga sipil dan membuka akses bantuan kemanusiaan. Ia juga meminta kedua negara menahan diri agar situasi tidak makin memanas.
Sekjen PBB kembali mendorong Thailand dan Kamboja untuk kembali pada komitmen yang disepakati dalam Joint Declaration pada 26 Oktober. Deklarasi itu mencakup komitmen gencatan senjata serta langkah-langkah deeskalasi dan pembangunan kepercayaan.
Dujarric mengatakan Guterres menyerukan agar kedua pihak memanfaatkan semua jalur dialog yang ada demi mencari solusi permanen secara damai.
"PBB siap mendukung semua upaya yang bertujuan untuk mendorong perdamaian, stabilitas, dan pembangunan di kawasan tersebut," ujarnya.
Bentrokan terbaru dilaporkan terjadi sejak Minggu (7/12) hingga Senin, dengan tembakan artileri terdengar di sejumlah titik. Warga di beberapa provinsi pun kembali mengungsi, bahkan belum dua bulan sejak deklarasi perdamaian bersama ditandatangani.