Istanbul (KABARIN) - Ketegangan antara Thailand dan Kamboja kembali memuncak setelah laporan media Thailand menyebut sedikitnya tiga tentara Thailand tewas dalam bentrokan terbaru di wilayah perbatasan.
Militer Thailand membenarkan insiden tersebut. Menurut laporan Thai Enquirer pada Selasa (9/12), tiga tentara Thailand tewas dan 29 lainnya luka-luka dalam bentrokan yang sudah berlangsung sejak 7 Desember.
Konflik ini makin panas setelah sehari sebelumnya sedikitnya tujuh warga sipil Kamboja tewas akibat serangan udara jet F-16 Thailand. Serangan udara itu bahkan berlanjut pada Selasa, sementara Tentara Kerajaan Thailand menuduh pasukan Kamboja menembakkan artileri yang merusak dua rumah warga di Ban Khok Thahan pada Senin malam.
Namun, Phnom Penh balik menuduh Thailand melakukan "operasi militer agresif" di wilayah Kamboja. Saling tuding ini membuat suasana di perbatasan semakin sulit ditebak.
Hubungan kedua negara bertetangga itu memang memburuk sejak Juli karena sengketa perbatasan yang memicu bentrokan fatal. Padahal, pada 26 Oktober lalu, pemimpin kedua negara sudah menandatangani gencatan senjata dan kesepakatan damai di Kuala Lumpur, disaksikan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Trump pun kembali turun tangan. Pada Senin, ia mendesak Thailand dan Kamboja untuk benar-benar menghormati gencatan senjata dan segera mengakhiri konflik. Anwar juga ikut meminta kedua pihak menahan diri agar situasi tidak makin memburuk.
Meski begitu, bentrokan di lapangan menunjukkan bahwa ketegangan masih jauh dari kata reda. Masyarakat sipil di area perbatasan pun terus menjadi pihak yang paling rentan dalam konflik yang kian meluas ini.
Sumber: Anadolu
Baca juga: 7 warga sipil Kamboja tewas akibat serangan militer Thailand
Baca juga: Kamboja dan Thailand saling tuduh soal pelanggaran gencatan senjata