Jakarta (KABARIN) - Meta memprediksi lima tren digital bakal berkembang pesat pada 2026 dan membawa cara baru bagi bisnis untuk memperkuat hubungan dengan pelanggan.
Country Director Meta untuk Indonesia, Pieter Lydian mengatakan bahwa tren yang akan membentuk perilaku digital masyarakat dan bisnis dua tahun ke depan mencakup kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi, business messaging, AI-powered creator loop, video dan live commerce, serta perdagangan lintas batas (cross-border shopping).
“Perubahan perilaku belanja masyarakat bergerak sangat cepat. Saat orang ingin membeli produk, mereka ingin bisa bertanya langsung, menilai kualitas, hingga mendapat rekomendasi instan. Semua itu difasilitasi oleh AI dan percakapan dalam aplikasi pesan,” ungkap Pieter dalam pemaparan tren teknologi Meta di Jakarta, Rabu.
Meta menilai AI akan semakin menjadi titik awal pengguna dalam menemukan informasi dan produk, di mana pengguna dapat bertanya langsung kepada AI mengenai kecocokan produk, riset, hingga rekomendasi gaya. Di Indonesia, adopsi teknologi ini bahkan sudah terlihat kuat.
Data Meta menunjukkan 79 persen UMKM di Indonesia telah menggunakan AI di platform digital, terutama untuk pemasaran (65 persen) dan layanan pelanggan (61 persen).
“Ke depan, lebih banyak proses akan otomatis. AI dapat membantu bisnis menghemat biaya dan meningkatkan produktivitas secara signifikan,” ujarnya.
Meta juga mencatat pergeseran besar dari interaksi statis ke percakapan melalui WhatsApp, Instagram DM, dan Messenger. Ia menyebut, konsumen kini lebih nyaman menanyakan ketersediaan barang, pengiriman, hingga spesifikasi teknis lewat chat.
Contohnya, chatbot WhatsApp milik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) disebut meningkatkan produktivitas empat kali lipat dan mampu menyelesaikan 80 persen pertanyaan publik melalui bot.
Pieter juga menyebut kreator kini menjadi jalur penting yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen. Dengan bantuan AI, kreator dapat mempercepat lokalisasi konten, memprediksi tren, hingga membuat rekomendasi personalisasi.
“Model kreator berbasis AI akan menciptakan siklus baru yang lebih kuat antara konten dan penjualan. Cerita bisa berubah menjadi transaksi secara real-time,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, video juga disebut sebagai salah satu strategi utama perdagangan digital. Pieter mengungkapkan, hampir dua juta pengiklan Meta kini memakai generative AI untuk memproduksi materi video yang lebih relevan, adaptif, dan variatif.
Meta juga tengah menguji fitur yang memungkinkan kreator menambahkan tautan produk ke Instagram Reels sehingga penonton dapat membeli langsung dari konten video.
Menurut Meta, Asia Pasifik menjadi pusat pertumbuhan perdagangan lintas negara, membuka peluang bagi produk halal Indonesia seperti fesyen, makanan, dan kosmetik untuk menembus pasar global.
“Kami ingin lebih banyak UKM Indonesia tidak hanya menjual di dalam negeri, tetapi juga menembus Australia, Amerika, hingga pasar global Muslim,” ujar Pieter.
Lebih lanjut ia menyarankan sejumlah peluang bisnis yang sejalan dengan lima tren tersebut, di antaranya berinvestasi pada AI dalam perjalanan pembelian konsumen, mengintegrasikan messaging sebagai saluran layanan utama, bekerja sama dengan kreator, memprioritaskan video imersif seperti live dan reels, hingga memperluas jangkauan lintas batas dengan memanfaatkan data pasar.
Dia menegaskan bahwa teknologi harus dapat dimanfaatkan semua kalangan, termasuk pelaku UMKM.
“Teknologi tidak boleh menjadi milik segelintir orang. AI harus bisa diakses untuk semua orang. Inilah demokratisasi teknologi yang ingin kami wujudkan,” pungkas Pieter.