Jakarta (KABARIN) - Penyakit Alzheimer kembali jadi sorotan dunia medis karena jumlah penderitanya terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Global Dementia Observatory (GDO), pada 2019 ada sekitar 55,2 juta orang hidup dengan demensia. Angka ini diprediksi melonjak jadi 78 juta pada 2030 dan bahkan bisa tembus 139 juta di 2050. Mayoritas kasusnya ditemukan di negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk kawasan Asia Selatan dan Asia Pasifik.
Kenapa penting buat kita tahu soal Alzheimer? Karena dengan pemahaman yang baik, kita bisa lebih peduli, peka, dan siap memberikan dukungan bagi orang-orang terdekat yang mungkin mengalaminya. Kesadaran sejak dini juga membantu dalam upaya pencegahan serta memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi para penderita.
Apa sih Alzheimer itu?
Banyak orang sering nyampur antara demensia dan Alzheimer. Padahal, dua istilah ini beda. Demensia itu istilah umum buat sekumpulan gejala yang bikin fungsi otak menurun, sementara Alzheimer adalah salah satu bentuk dari demensia.
Alzheimer bikin penderitanya pelan-pelan kehilangan ingatan, susah mikir dan ngomong, bahkan berubah perilaku sampai akhirnya sulit banget menjalani aktivitas sehari-hari.
Siapa yang bisa kena?
Menurut Kemenkes RI, Alzheimer paling sering muncul di usia 65 tahun ke atas. Semakin tua, risikonya makin besar:
- 0,5 persen per tahun di usia 69
- 1 persen di usia 70–74
- 2 persen di usia 75–79
- 3 persen di usia 80–84
- 8 persen di usia 85 ke atas
Tapi jangan salah, Alzheimer juga bisa menyerang orang yang masih sekitar usia 40 tahun. Nah, kondisi ini disebut Young Onset Dementia (YOD) atau Early Onset Dementia (EOD).
Apa penyebabnya?
Sampai sekarang, belum ada satu jawaban pasti soal penyebab Alzheimer. Tapi para ahli bilang, biasanya karena kombinasi beberapa faktor kayak:
- Usia: makin tua makin rentan
- Genetik: kalau orang tua kena Alzheimer, anaknya bisa punya risiko lebih tinggi
- Kromosom 21: orang dengan Down Syndrome punya kaitan erat sama Alzheimer
- Cedera kepala: trauma di kepala bisa memicu Alzheimer di masa depan
Uniknya, data GDO nunjukin 65% kasus kematian akibat Alzheimer dialami perempuan. Kenapa? Karena perempuan umumnya hidup lebih lama, sementara usia adalah faktor risiko terbesar. Ditambah lagi, ada gen bernama ApoE4 yang bisa bikin risiko Alzheimer dua kali lipat pada perempuan.
Gejala yang harus diwaspadai
Biasanya Alzheimer dimulai dengan lupa-lupa kecil. Tapi lama-lama, gejalanya bisa makin berat, misalnya:
- Susah konsentrasi dan mikir angka-angka
- Sering lupa nama orang terdekat atau malah tersesat di tempat yang sebenarnya familiar
- Ulang-ulang ngomong hal yang sama tanpa sadar
- Perubahan sikap, dari depresi sampai gampang marah
- Sulit bikin keputusan penting
Kalau gejala ini mulai terasa, jangan buru-buru self-diagnose, ya. Lebih baik langsung konsultasi ke dokter biar dapat penanganan tepat.
Jadi, Alzheimer itu bukan cuma soal lupa, tapi penyakit serius yang bisa bikin hidup penderita dan keluarganya berubah total. Semakin kita paham, semakin siap juga kita buat ngasih support yang benar.