Kenapa kadang kita "nge-frezee" saat ngerasa stres berat? Ini penjelasanya

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Meski isu kesehatan mental makin banyak disorot, masih ada istilah psikologis yang jarang diketahui banyak orang. Banyak orang mungkin sudah familiar dengan istilah stres, kecemasan, atau depresi, tapi beberapa istilah lain masih terdengar asing.

Salah satunya adalah functional freeze, atau dalam bahasa Indonesia disebut “kebekuan fungsional”. Istilah ini mulai menarik perhatian karena semakin sering muncul dalam diskusi kesehatan mental, meski belum banyak dipahami secara luas. Lalu, apa artinya?

Apa itu functional freeze?

Jadi, functional freeze adalah respon psikologis terhadap stres atau trauma berat, di mana seseorang bisa merasa mati rasa secara fisik maupun emosional. Orang yang mengalaminya mungkin tampak biasa saja di luar, masih mengerjakan tugas, berinteraksi, atau menjalani hari, tapi secara batin mereka merasa tertekan, terputus dari emosi, dan berat secara fisik. Intinya, mereka membeku karena stres berlebihan.

Secara biologis, tubuh punya sistem saraf otonom yang terbagi menjadi tiga:

1. Sistem Saraf Simpatik (SNS) – memicu respon melawan atau lari.

2. Sistem Saraf Parasimpatik (PNS) – mendukung istirahat dan pemulihan.

3. Kompleks Vagal Dorsal (DVC) – memicu mode freeze saat tekanan berlebihan.

Ketika stres melampaui batas, DVC aktif, memaksa tubuh “membeku” sebagai mekanisme bertahan hidup. Ini sebenarnya respons sementara untuk menghemat energi dan mengurangi rasa sakit. Tapi kalau stres terus-menerus, kebiasaan “freeze” ini bisa jadi masalah kronis yang mengganggu kehidupan sehari-hari, hubungan sosial, hingga pertumbuhan diri.

Beberapa gejala functional freeze yang bisa dikenali, antara lain:

- Cemas terus-menerus tanpa penyebab jelas.
- Mati rasa secara emosional dan terpisah dari lingkungan.
- Menarik diri secara sosial dan sulit membangun hubungan.
- Merasa terjebak dalam hidup dan sulit membuat keputusan.
- Lelah terus-menerus meski sudah istirahat.
- Sulit merawat diri sendiri dan kurang motivasi.

Faktanya, banyak orang menjalani hidup normal tanpa sadar sedang dalam kondisi functional freeze. Penting diingat, ini bukan kelumpuhan, tapi respon adaptif tubuh terhadap pengalaman masa lalu. Kuncinya adalah kenali diri sendiri, rawat diri dengan sabar, dan bertahap lepas dari stres yang membeku ini.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka