Jakarta (KABARIN) - Sutradara sekaligus produser film Umay Shahab ikut angkat suara soal makin besarnya peran platform streaming dalam industri film Indonesia. Menurut Umay, kehadiran layanan streaming memang memudahkan, tapi efeknya nggak selalu sepenuhnya positif.
Umay menilai platform streaming ibarat “pedang bermata dua” bagi dunia perfilman. Di satu sisi, akses yang makin gampang justru membuat sebagian penonton mempertanyakan pentingnya datang langsung ke bioskop. Tak sedikit yang memilih menunggu film tayang di platform digital, bahkan berujung pada maraknya pembajakan.
“Ketika di streaming sekarang tayangnya cepet, kan orang juga jadi ada mempertanyakan kayak ‘gue ngapain ke bioskop? nonton di sini aja’, atau mungkin pembajakan yang saat ini semakin marak juga,” kata Umay saat ditemui usai konferensi pers film “Patah Hati Yang Kupilih” di Jakarta, Kamis.
Meski begitu, Umay juga melihat sisi terang dari fenomena ini. Produser dari rumah produksi Sinemaku Pictures itu menyebut platform streaming membuka peluang besar bagi film Indonesia untuk menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan sampai ke penonton global.
Menurutnya, saat ini film-film Indonesia justru menikmati momentum besar karena bisa diakses oleh audiens dari berbagai negara, bukan hanya penonton dalam negeri.
“Sisi yang paling menguntungkannya film saat ini sedang luar biasa besarnya dinikmatinya oleh banyak orang, karena akhirnya yang nonton film Indonesia bukan hanya orang Indonesia aja, tapi udah ke seluruh dunia,“ tutur Umay.
Bagi Umay, tantangan ke depan adalah bagaimana industri film bisa menyeimbangkan ekosistem bioskop dan platform streaming, agar keduanya sama-sama hidup dan memberi ruang berkembang bagi sineas Indonesia.