TNI pastikan bantuan udara ke Sumatera bukan kardus kosong

waktu baca 2 menit

Setiap helibox yang diterjunkan telah melalui inspeksi setelah diisi, diperiksa oleh anggota, dan disaksikan perwira. Baik sebelum dinaikkan ke truk maupun sebelum dimuat ke pesawat. Isinya dicek, tali dan lakbannya dipastikan kuat

Jakarta (KABARIN) - TNI menegaskan kabar yang menyebut bantuan untuk warga terdampak bencana di Sumatera hanya berisi kardus kosong tidak benar dan menyesatkan.

Komandan Batalyon Perbekalan Angkutan 5 ARY Letkol CBA Supriyanto menjelaskan setiap helibox bantuan sudah melalui pemeriksaan ketat sebelum diterjunkan dari udara. Proses pengecekan dilakukan berlapis sejak pengisian hingga siap dimuat ke pesawat.

"Setiap helibox yang diterjunkan telah melalui inspeksi setelah diisi, diperiksa oleh anggota, dan disaksikan perwira. Baik sebelum dinaikkan ke truk maupun sebelum dimuat ke pesawat. Isinya dicek, tali dan lakbannya dipastikan kuat," katanya.

Menurut Supriyanto, pengiriman bantuan dilakukan lewat metode airdrop helibox untuk menjangkau wilayah yang sulit diakses lewat jalur darat maupun pendaratan langsung. Seluruh prosedur penerjunan dijalankan sesuai standar keselamatan.

Ia menegaskan tidak mungkin helibox yang kosong bisa ikut dijatuhkan. Secara fisik, helibox memiliki tinggi sekitar 73 sentimeter, sementara muatan logistik di dalamnya disusun setinggi kurang lebih 30 sentimeter. Sisa ruang di bagian atas sering disalahartikan sebagai kosong.

“Batas maksimal berat helibox adalah 5 kilogram. Jika diisi penuh, beratnya bisa mencapai 9 kilogram dan berisiko rusak saat airdrop. Karena itu muatan tidak diisi sampai penuh ke atas, inilah yang sering menimbulkan salah sangka,” katanya.

Logistik yang dikirim berupa kebutuhan pokok seperti beras dan mi instan yang ditata dengan perhitungan khusus agar tetap aman selama melayang di udara. Tali pengikat dipasang membentuk kipas supaya helibox stabil hingga mendarat.

Supriyanto juga memaparkan ada empat tahapan penyaringan sebelum bantuan dijatuhkan. Pemeriksaan pertama dilakukan tim rigger saat pengepakan. Tahap kedua pengecekan ulang saat pemuatan ke truk.

Tahap ketiga dilakukan kru pesawat sebelum lepas landas. Tahap terakhir berupa koordinasi dengan satuan teritorial di darat untuk memastikan bantuan sampai dengan aman.

“Kalau helibox kosong, dari filter pertama sudah gugur. Sampai hari ini, Alhamdulillah, tidak ada laporan dari bawah bahwa helibox itu kosong, sebagaimana yang disangkakan oleh sebagian oknum atau warganet,” katanya.

Ia berharap klarifikasi ini bisa meluruskan informasi yang keliru dan membuat masyarakat lebih memahami bahwa bantuan udara yang disalurkan TNI telah melalui proses yang tertib dan cermat.

“Mudah-mudahan ini memberi pemahaman kepada kita semua, sehingga tidak terjadi salah tafsir atau sangkaan yang menyimpang dari kenyataan,” katanya.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka