Jakarta (KABARIN) - Upaya kemanusiaan untuk warga terdampak bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat terus dilakukan secara intensif. Pemerintah, melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mendistribusikan bantuan logistik dengan rata-rata mencapai 100 ton per hari dari Posko Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi tetap menjadi prioritas utama. Hingga kini, total logistik yang masuk ke Posko Banjir Sumatra tercatat mencapai 1.326 ton, dengan 1.266 ton di antaranya telah tersalurkan langsung ke masyarakat terdampak. Sementara sisanya disiapkan sebagai cadangan guna menjaga keberlanjutan pasokan.
Tak hanya mengandalkan jalur darat, distribusi bantuan ke wilayah Aceh juga diperkuat lewat 22 kali penerbangan udara, mengingat sejumlah daerah masih mengalami keterbatasan akses. Untuk Sumatera Utara dan Sumatera Barat, penyaluran bantuan sebagian besar telah kembali mengandalkan jalur darat seiring membaiknya kondisi jalan nasional.
Tiga pekan pascabencana, hampir setengah juta jiwa masih berada di pengungsian. Kondisi ini membuat aliran bantuan pangan dan nonpangan terus digencarkan, agar warga tetap mendapatkan kebutuhan dasar meski berada di tempat sementara atau menumpang di rumah kerabat.
Di wilayah yang aksesnya belum sepenuhnya pulih, seperti Aceh Tengah dan Bener Meriah, pemerintah mengambil langkah antisipatif dengan menyiapkan stok beras sebanyak 10 ton. Upaya ini dilakukan demi memastikan ketahanan pangan masyarakat tetap terjaga, meskipun distribusi logistik menghadapi tantangan medan.
Selain penyaluran bantuan, pemerintah juga mempercepat perbaikan infrastruktur jalan yang rusak akibat banjir. Diharapkan, pada akhir Desember ini sebagian besar jalur utama sudah dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat, sehingga proses pemulihan bisa berjalan lebih cepat dan merata.
Di tengah situasi sulit, derasnya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak menjadi pengingat bahwa solidaritas tetap hidup. Harapannya, upaya kolektif ini mampu mempercepat pemulihan dan mengembalikan aktivitas masyarakat Sumatra secara bertahap.