Pembangunan hutan rakyat di Papua Barat tumbuh 28 hektare di 7 kabupaten

waktu baca 2 menit

Setiap kabupaten ada dua jenis pohon yang ditanam, seperti matoa dan akway

Manokwari (KABARIN) - Dinas Kehutanan Papua Barat mengumumkan program pembangunan hutan rakyat pada 2025 berhasil terealisasi sepenuhnya dengan total luas 28 hektare yang tersebar di tujuh kabupaten.

Kepala Dinas Kehutanan Jimmy Walter Susanto mengatakan kegiatan penghijauan di luar kawasan hutan negara dilakukan dengan alokasi 4 hektare untuk tiap kabupaten.

"Program pembangunan hutan rakyat di luar kawasan hutan negara sudah dilaksanakan 100 persen," ujar Jimmy.

Dalam kegiatan ini, sebanyak 11.200 bibit pohon ditanam di tujuh kabupaten di Papua Barat. Jenis bibit yang ditanam meliputi matoa kelapa, gaharu, akway, agathis, masohi, haplolobus, dan pala. Setiap kabupaten menanam dua jenis pohon, misalnya matoa dan akway, dengan jumlah 1.600 bibit per kabupaten.

Selain pembangunan hutan rakyat, Dinas Kehutanan juga menanam 3.080 bibit pohon untuk program penghijauan lingkungan. Di Pegunungan Arfak, bibit yang ditanam adalah araucaria, sedangkan enam kabupaten lainnya menanam matoa kelapa dengan target 440 bibit per daerah.

"Target luasan setiap kabupaten 1 hektare untuk sub kegiatan penghijauan lingkungan sepanjang tahun 2025," tambah Jimmy.

Pelaksanaan penanaman pohon melibatkan kelompok tani hutan (KPH) di masing-masing kabupaten. Semua kegiatan mengacu pada dokumen rencana teknik unit hutan dan lahan (RTUHL) yang disusun oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS) Remu Ransiki.

"RTUHL dari BPDAS Remu Ransiki kemudian dirinci sesuai lokasi dan jenis kegiatan di masing-masing kabupaten," ujar Jimmy.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka