China bantah laporan AS soal peningkatan senjata nuklir

waktu baca 2 menit

Beijing (KABARIN) - Beijing membantah laporan Amerika Serikat yang menyebut China meningkatkan kapasitas persenjataan nuklir dan tidak tertarik untuk melakukan negosiasi soal pengendalian senjata.

"China tetap teguh pada kebijakan tidak menggunakan senjata nuklir lebih dahulu dan strategi nuklir yang berfokus pada pertahanan diri. Kami mempertahankan kekuatan nuklir pada tingkat minimum yang dibutuhkan oleh keamanan nasional dan tidak terlibat dalam perlombaan senjata nuklir dengan negara mana pun," ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, Selasa (23/12).

Dalam laporan Pentagon yang bocor ke media, China disebut telah menempatkan lebih dari 100 rudal balistik antarbenua DF-31 berbahan bakar padat ke tiga silo baru di dekat perbatasannya dengan Mongolia. Meski begitu, laporan itu tidak menjelaskan target potensial untuk rudal-rudal tersebut.

"Kami telah mendengar cerita yang sama yang diceritakan dan diulang-ulang oleh AS untuk menciptakan dalih untuk mempercepat peningkatan kekuatan nuklir AS dan mengganggu stabilitas strategis global," tambah Lin Jian.

Dia juga menekankan bahwa komunitas internasional harus menyadari bahwa AS sebagai negara adidaya nuklir terbesar di dunia harus bertanggung jawab atas pengurangan persenjataannya.

"AS juga bertanggung jawab untuk melakukan pengurangan drastis dan substansial terhadap persenjataan nuklirnya serta menciptakan kondisi bagi negara-negara pemilik senjata nuklir lainnya untuk bergabung dalam proses perlucutan senjata nuklir. Ini seharusnya menjadi prioritas utama bagi AS," ucap Lin Jian.

Lin Jian menambahkan bahwa pada November 2025, China merilis buku putih berjudul "Pengendalian Senjata, Perlucutan Senjata, dan Non-Proliferasi China pada Era Baru" yang memaparkan kebijakan nuklir negara tersebut dan posisinya terkait perlucutan senjata.

Persediaan hulu ledak nuklir China tetap di bawah 600 unit pada 2024, menandakan tingkat produksi lebih lambat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Namun Beijing diperkirakan bisa memiliki lebih dari 1.000 hulu ledak nuklir pada 2030.

Mengenai isu negosiasi, laporan Pentagon menyebut China kurang berminat untuk berdialog soal pengendalian senjata nuklir.

"China secara aktif berpartisipasi dalam proses peninjauan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir dan pertemuan mekanisme P5 (lima negara pemilik senjata nuklir) serta mempertahankan dialog dengan berbagai pihak mengenai perlucutan senjata nuklir," tegas Lin Jian.

Sumber: ANTARA

Bagikan

Mungkin Kamu Suka