Jepang tekankan solusi dua negara bagi Palestina dan Israel

waktu baca 2 menit

Tokyo (KABARIN) - Jepang memilih jalan yang agak berbeda soal Palestina. Dalam pertemuan tingkat tinggi PBB di New York, Senin (22/9), Tokyo menahan diri untuk tidak langsung ikut dalam daftar negara yang sudah mengakui Palestina sebagai sebuah negara berdaulat.

Tapi, bukan berarti Jepang menolak. Menteri Luar Negeri Jepang, Takeshi Iwaya, menegaskan kalau bagi mereka masalahnya bukan soal “mau atau enggak”, tapi lebih ke “kapan” waktunya.

“Mengenai pengakuan negara Palestina, persoalannya bukan apakah akan dilakukan, melainkan kapan,” kata Iwaya di markas besar PBB, New York. Ia menambahkan kalau Jepang akan terus memantau perkembangan di kawasan sebelum ambil langkah resmi.

Sikap Jepang ini beda dengan negara-negara Barat seperti Inggris, Kanada, Prancis, bahkan Australia, yang belakangan langsung mengakui Palestina. Sebaliknya, posisi Tokyo lebih dekat dengan Amerika Serikat, sekutu terdekat mereka, yang sampai sekarang masih menolak memberikan pengakuan penuh.

Meski begitu, Jepang enggak segan untuk mengkritik Israel. Iwaya dengan tegas menyebut bahwa Tokyo “sangat mengecam” tindakan sepihak Israel, mulai dari eskalasi militer di Gaza sampai pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat.

“Kalau Israel terus ambil langkah yang menghalangi tercapainya solusi dua negara, Jepang bisa terdorong memperkenalkan langkah baru sebagai respons,” ujar Iwaya.

Dalam kesempatan yang sama, Jepang juga mendesak Hamas untuk melepaskan semua sandera yang masih mereka tahan sejak serangan ke Israel pada 2023, serta meletakkan senjata. Jadi, posisi Tokyo bisa dibilang netral—mereka enggak langsung berpihak ke Israel, tapi juga enggak kasih lampu hijau buat Hamas.

Pertemuan PBB ini digelar bareng konferensi internasional yang dipimpin oleh Prancis dan Arab Saudi. Konferensi itu bertujuan menghidupkan lagi momentum lahirnya negara Palestina berdampingan dengan Israel.

Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan secara resmi mengumumkan pengakuan terhadap Palestina, menyebutnya sebagai “satu-satunya solusi agar Israel bisa hidup damai.” Sebelumnya, negara-negara lain seperti Portugal, Kanada, dan Inggris juga sudah ambil langkah serupa.

Sementara itu, AS dan Israel memilih boikot pertemuan. Menurut mereka, pengakuan negara Palestina justru akan memperkuat Hamas dan memperpanjang konflik yang sudah hampir dua tahun enggak berhenti.

Sumber: Kyodo-OANA

Baca juga: Daftar negara yang umumkan pengakuan Palestina di sidang PBB

Bagikan

Mungkin Kamu Suka