Jakarta (KABARIN) - OpenAI baru aja ngenalin fitur baru di ChatGPT yang namanya Pulse. Ide besarnya simpel tapi keren: pas kamu tidur, AI bakal nyiapin laporan pribadi, jadi begitu bangun pagi langsung dapet rangkuman berita, agenda, atau rekomendasi sesuai kebutuhan kamu.
Pulse biasanya kasih 5–10 laporan singkat dalam bentuk kartu berisi teks dan gambar buatan AI. Isinya bisa macem-macem, mulai dari update berita terkini, agenda dari kalender, sampai rekomendasi personal. Jadi, pas bangun tidur, ChatGPT bisa jadi aplikasi pertama yang kamu buka, kayak lagi nge-scroll medsos atau portal berita.
“Tujuan kami adalah menghadirkan dukungan setingkat yang sebelumnya hanya bisa diakses kalangan tertentu, dan membuatnya tersedia untuk semua orang seiring waktu. Pulse adalah langkah pertama ke arah itu,” kata CEO Divisi Aplikasi OpenAI, Fidji Simo, dikutip dari Tech Crunch, Jumat.
Untuk sekarang, Pulse cuma tersedia buat pengguna Pro plan ChatGPT dengan biaya 200 dolar AS (sekitar Rp3,3 juta) per bulan. Tapi, OpenAI janji bakal memperluas akses ke pengguna lain, termasuk pelanggan Plus, kalau sistemnya udah lebih efisien.
Yang bikin Pulse makin menarik, fitur ini bisa nyambung ke aplikasi lain lewat Connectors ChatGPT, misalnya Google Calendar atau Gmail. Jadi, kamu bisa dapet ringkasan email penting atau agenda harian langsung di ChatGPT. Kalau memori ChatGPT aktif, Pulse juga bisa tarik konteks dari percakapan sebelumnya biar laporannya makin personal.
Bedanya sama medsos? Pulse punya batas. Setelah laporan selesai dibuat, muncul pesan “Great, that’s it for today,” biar kamu nggak kebablasan scrolling tanpa henti. Meski begitu, beberapa pihak menilai fitur ini bisa jadi saingan layanan berita kayak Apple News atau buletin berbayar.
Dalam demo, OpenAI nunjukin Pulse bisa bikin laporan seru mulai dari rangkuman liga sepak bola Inggris, ide kostum Halloween keluarga, sampai itinerary ramah anak. Ke depan, Pulse diharapkan bisa jadi asisten pribadi yang lebih mandiri, kayak bikin reservasi restoran atau nyusun draf email. Tapi, kata OpenAI, itu masih butuh teknologi tambahan yang lebih canggih.