Serangan makin ganas, MSF terpaksa hentikan layanan medis darurat di Gaza

waktu baca 2 menit

istanbul (KABARIN) - Situasi di Gaza makin mencekam. Organisasi kemanusiaan Doctors Without Borders (MSF) mengumumkan bahwa mereka harus menghentikan layanan medis darurat di Kota Gaza karena serangan Israel yang terus meningkat.

Dalam rilis resmi, Jumat (26/9), MSF menyebut kondisi di lapangan sudah nggak bisa ditoleransi lagi. Pasalnya, tank Israel dilaporkan hanya berjarak kurang dari satu kilometer dari fasilitas medis mereka, membuat pasien dan tenaga kesehatan dalam bahaya besar.

“Klinik kami terkepung pasukan Israel. [Keputusan] ini hal terakhir yang kami ingin lakukan," kata Jacob Granger, koordinator darurat MSF di Gaza. Ia menambahkan, keputusan itu berat banget karena masih banyak pasien kritis, bayi di ICU, dan korban luka parah yang butuh pertolongan.

Padahal, pekan lalu saja klinik MSF masih sempat melayani lebih dari 3.600 konsultasi medis dan merawat lebih dari 1.600 pasien gizi buruk, selain pasien luka bakar, ibu hamil, hingga penderita trauma perang. Sayangnya, sekarang semua layanan itu terpaksa berhenti total.

MSF menegaskan bahwa warga Gaza kini dihadapkan pada pilihan yang nggak manusiawi: tetap tinggal di rumah dengan risiko dibombardir atau mengungsi ke selatan dengan meninggalkan semua harta benda. Situasi makin sulit karena rumah sakit di seluruh Gaza sudah penuh sesak, kekurangan obat, tenaga medis, dan bahan bakar.

"Penduduk Kota Gaza dibombardir tanpa henti. Mereka kelelahan dan sengaja dibiarkan tanpa kebutuhan dasar untuk bertahan hidup," tegas MSF. Organisasi ini pun kembali menyerukan gencatan senjata secepatnya, serta meminta akses aman bagi lembaga kemanusiaan. Meski menghentikan operasi di Kota Gaza, MSF memastikan mereka masih terus memberikan bantuan medis di wilayah selatan dan tengah, seperti Khan Younis dan Deir al-Balah.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka