Udara Jakarta menduduki posisi lima yang terburuk di dunia

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Kualitas udara di Jakarta pada Minggu pagi menduduki posisi lima besar sebagai kota dengan udara terburuk di dunia dan masuk dalam kategori udara tidak sehat.

Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 05.55 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di posisi kesembilan terburuk di dunia dengan angka 148 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Polusi udara Jakarta, yakni PM2.5 dan nilai konsentrasi 54,5 mikrogram per meter kubik, yang berarti tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif, atau dapat menimbulkan kerusakan pada tumbuhan maupun nilai estetika.

Sedangkan kategori sedang berarti tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan, tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

Lalu, kategori baik, yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.

Kemudian, kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, berbahaya (300-500) atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius terhadap populasi.

Kota dengan kualitas udara terburuk urutan pertama, yaitu Kota Doha, Qatar, yang berada di angka 240, urutan kedua Lahore, Pakistan, dengan angka 184, urutan ketiga Kinshasa Democratic di angka 172, dan keempat Baghdad, Irak, dengan angka 154.

Dengan kondisi tersebut, masyarakat direkomendasikan agar selalu mengenakan masker saat berada di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor dan menyalakan penyaring udara.

Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyemprotkan 4.000 liter air berbentuk kabut (water mist) di sejumlah lokasi strategis di ibu kota untuk menekan polusi udara, yang juga sekaligus menjadi bagian dari rangkaian pra-kegiatan "Jakarta Eco Future Fest (JEFF) 2025".

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto di Jakarta, Kamis (18/9), mengatakan penyemprotan itu dilakukan di kawasan padat aktivitas, di antaranya Dukuh Atas, TB Simatupang, Fatmawati, Bundaran HI, MH Thamrin serta Lapangan Banteng.

Langkah tersebut turut membantu menurunkan partikel polutan, khususnya PM2.5, sekaligus menciptakan ruang publik yang lebih sehat.

Selain penyemprotan, pihaknya juga menyiagakan "mobile videotron" yang menayangkan pesan-pesan edukasi mengenai pengendalian polusi udara.

Melalui sarana itu, masyarakat diajak agar lebih sadar melakukan langkah-langkah sederhana guna menjaga kualitas udara, antara lain dengan rutin uji emisi kendaraan dan beralih ke transportasi umum.

Baca juga: Rano Karno dukung CFD lima wilayah untuk turunkan emisi

Bagikan

Mungkin Kamu Suka