Jakarta (KABARIN) - Kementerian Agama (Kemenag) baru aja meluncurkan program Gerakan Sadar Pencatatan Nikah (GAS Nikah), yang ditujukan buat jadi media edukasi sekaligus bekal biar anak muda makin siap lahir batin saat memutuskan untuk menikah.
"Tujuan gerakan ini jelas, membangun kesiapan lahir dan batin kalangan muda-mudi untuk menikah," ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, di Jakarta, Senin.
Abu menegaskan, GAS Nikah bukan cuma soal pencatatan pernikahan biar sah secara hukum, tapi juga mengajarkan makna pernikahan yang lebih dalam—sebagai fondasi terbentuknya keluarga sakinah.
Menurutnya, program ini hadir sebagai sarana penting supaya generasi muda bisa menghadapi pernikahan dengan lebih matang.
"Kemenag ingin agar mereka memahami pernikahan bukan hanya urusan pribadi, tetapi juga tanggung jawab sosial," tambahnya.
Fenomena yang terjadi sekarang, angka pernikahan di Indonesia justru menurun meski jumlah penduduk mudanya cukup besar. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 mencatat, 69,75 persen pemuda Indonesia belum menikah.
Abu menjelaskan, tren ini dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya gaya hidup anak muda yang makin nyaman hidup sendiri. Banyak yang merasa bahagia bisa dicapai tanpa menikah, ditambah narasi di media sosial yang sering menyoroti sisi “ribet” dalam pernikahan.
Lewat GAS Nikah, Kemenag berharap bisa menumbuhkan kesadaran baru tentang pentingnya membangun keluarga.
"Pernikahan dipandang bukan sekadar ikatan pribadi, tetapi juga pondasi lahirnya generasi penerus bangsa yang kuat," ucap Abu.
Ia juga menegaskan, anak muda seharusnya gak perlu lagi ragu menikah hanya karena ikut tren gaya hidup.
"Kita ingin anak-anak muda tidak lagi menunda pernikahan hanya karena tren gaya hidup. Mereka harus berani memutuskan menikah ketika sudah siap. Dengan pencatatan yang sah, mereka akan terlindungi secara hukum dan sosial," tutupnya.
