Gunung Semeru erupsi 5 kali pada Selasa pagi, status masih waspada

waktu baca 2 menit

Masyarakat juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar

Lumajang, Jawa Timur (KABARIN) - Gunung Semeru yang ada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali erupsi pada Selasa (30/9). Dalam kurun waktu pagi hingga siang, tercatat sudah lima kali letusan dengan tinggi kolom abu mencapai 500 meter dari puncak.

Erupsi pertama muncul sekitar pukul 06.38 WIB, dengan kolom abu berwarna putih keabu-abuan tebal ke arah barat daya dan barat. Getarannya terekam di seismograf dengan amplitudo maksimal 20 mm dan durasi 92 detik. Letusan berikutnya terjadi pada pukul 07.36 WIB, 08.06 WIB, 11.01 WIB, dan terakhir pukul 11.35 WIB, meski sebagian letusan tidak terlihat jelas secara visual.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, menegaskan status Semeru masih Waspada (Level II). Artinya, ada sejumlah aturan yang harus ditaati masyarakat agar aman dari bahaya gunung berapi.

Aktivitas warga dilarang di sektor tenggara, terutama sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak. Selain itu, warga juga nggak boleh beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena aliran lahar bisa meluas hingga 13 kilometer dari puncak.

Radius 3 kilometer dari kawah juga harus steril dari aktivitas warga karena rawan lontaran batu pijar. Liswanto mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru.

Aliran yang paling berisiko ada di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, termasuk anak-anak sungai dari Besuk Kobokan. Jadi meskipun statusnya belum naik, warga diimbau untuk nggak nekat mendekat ke zona rawan demi keselamatan.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka