Jakarta (KABARIN) - PT Freeport Indonesia (PTFI) masih menghentikan sementara aktivitas tambang bawah tanah Grasberg Block Cave di Mimika, Papua Tengah. Alasannya jelas: perusahaan mau all out fokus ke pencarian lima karyawannya yang masih terjebak longsor sejak 8 September lalu.
"Produksi berhenti dari tanggal 8 September sampai dengan hari ini masih berhenti. Kita jadi fokus untuk melakukan penyelamatan dari kelima orang yang masih terperangkap di dalam," ujar Presiden Direktur PTFI Tony Wenas di Jakarta, Kamis.
Walaupun operasional sempat stop, Tony menegaskan target produksi Freeport tetap aman. Soalnya, sebelum kejadian longsor, sudah ada stok konsentrat yang masih bisa diproses jadi katoda dan emas batangan.
"Ini kan sudah berjalan sampai tanggal 8 September kan, produksi kita masih sesuai dengan target. Jadi mulai 8 September itu kita berhenti produksi, tapi masih ada konsentrat yang kemudian diproses, dijadikan katoda, dijadikan emas batangan, masih ada," jelas Tony.
Nah, soal pencarian lima karyawan yang hilang, Tony bilang tim penyelamat sudah menemukan titik lokasi mereka berada. Tantangannya, medan di area longsor super sulit ditembus. Meski begitu, Tony berharap dalam beberapa hari ke depan bisa ada hasil positif.
"Jadi memang agak sulit untuk masuk menembusnya, jadi mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama lagi, mungkin 4-5 hari lagi kita akan bisa sampai ke lokasi yang diduga mereka berada," kata Tony.
Buat diketahui, longsor lumpur bijih basah ini terjadi di area tambang bawah tanah GBC Extraction 28-30 Panel, Tembagapura, Kabupaten Mimika, Senin malam (8/9) sekitar pukul 22.00 WIT. Hampir semua karyawan berhasil dievakuasi, kecuali tujuh orang yang terjebak di dalam. Dari jumlah itu, dua orang berhasil ditemukan pada 20 September lalu, sayangnya dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Baca juga: Tujuh pekerja tambang Freeport yang terjebak longsor di Grasberg belum bisa dievakuasi