Beirut (KABARIN) - Perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza ternyata belum juga ditandatangani. Juru bicara Hamas di Lebanon, Walid Kilani, bilang kalau penyebab utamanya adalah perbedaan pendapat soal daftar tahanan Palestina yang ingin dibebaskan dari penjara Israel.
“Perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza belum ditandatangani karena ketidaksepakatan tentang daftar pemimpin Palestina yang dipenjara dan diharapkan bisa dibebaskan dari penjara Israel,” ujar Kilani.
Ia menyebut beberapa nama yang termasuk dalam daftar tersebut seperti Marwan Barghouti, Abdullah Barghouti, Ahmad Saadat, Ibrahim Hamed, dan Hassan Salama.
Kilani juga menegaskan kalau isu lain seperti pelucutan senjata kelompok perlawanan termasuk Hamas, serta urusan pemerintahan di Jalur Gaza, belum menjadi bagian dari pembahasan dalam perundingan tidak langsung di Mesir.
Dari pihak Israel, seorang sumber yang dikutip CNN mengonfirmasi kalau negosiasi memang sedang berjalan, terutama terkait pembebasan para tahanan Palestina. Namun, jenazah dua pemimpin Hamas yang tewas, Yahya Sinwar dan Mohammed Sinwar, disebut tidak akan dikembalikan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata tersebut.
“Tim sedang menyusun daftar tahanan Palestina yang seharusnya dibebaskan. Masalah ini belum terselesaikan,” kata sumber tersebut.
Meski sempat diumumkan ada kesepakatan gencatan senjata, tank-tank Israel masih terlihat menembaki warga Palestina yang tengah mengungsi ke arah Kota Gaza. Momen itu terekam oleh kamera dan disiarkan langsung oleh Al Jazeera. Koresponden di lapangan menyebut tembakan terjadi dari jarak dekat.
Sebelumnya, pada 29 September, Presiden Amerika Serikat Donald Trump meluncurkan rencana berisi 20 poin untuk mengakhiri konflik di Gaza. Rencana itu mencakup seruan gencatan senjata segera dan pembebasan sandera dalam waktu 72 jam.
Trump juga mengusulkan agar Hamas dan faksi lain tidak lagi terlibat dalam pemerintahan Gaza. Pemerintahan selanjutnya akan dijalankan oleh komite teknokratis Palestina yang netral dan diawasi dewan internasional yang dipimpin langsung olehnya.
Sehari sebelum pernyataan Hamas, Trump sempat mengatakan kalau Israel dan Hamas sudah menandatangani tahap pertama perjanjian damai Gaza. Dalam kesepakatan awal itu, Hamas akan membebaskan seluruh sandera dan Israel bakal menarik pasukannya ke wilayah yang sudah disepakati.