600 penari serbu Grand Indonesia dalam kompetisi "Indonesia Menari"

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) - Pusat perbelanjaan Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, berubah jadi lautan penari pada Minggu (12/10) siang. Sebanyak 600 peserta dari berbagai komunitas, sekolah, dan sanggar tari tampil serentak di ajang “Indonesia Menari 2025” mulai pukul 13.00 WIB.

Para peserta tampil berkelompok di berbagai zona Grand Indonesia, dari lantai 1 hingga lantai 5, bersamaan dengan peserta dari 11 kota lainnya di seluruh Indonesia. Mereka semua berkompetisi memperebutkan total hadiah uang pembinaan puluhan juta rupiah, di mana Juara 1 mendapat Rp15 juta, Juara 2 Rp12,5 juta, dan Juara 3 Rp10 juta.

“Pemenang akan ditentukan oleh para juri utama, yaitu perwakilan Indonesia Kaya dan para pelaku seni yang selama ini menghidupkan panggung tari Indonesia. Para juri menilai dari kekompakan, kreativitas pola lantai dan komposisi koreografi, serta semangat kolektif para peserta,”
ujar Program Manajer Indonesia Kaya, Billy Gamaliel.

Billy menambahkan, penilaian di Jakarta dipimpin oleh Rianto, maestro tari Lengger yang dikenal dengan teknik geraknya yang anggun dan penuh ekspresi.

Kompetisi ini terbuka untuk semua kalangan, tanpa batas usia maupun latar belakang. Tiap kelompok terdiri atas lima hingga tujuh orang, bisa berasal dari generasi muda, orang tua, komunitas tari, hingga perwakilan sekolah dan universitas.

“Pendaftaran Indonesia Menari 2025 resmi ditutup pada 26 September kemarin,” kata Billy. Ia menjelaskan, tahun ini jumlah pendaftar melonjak hingga 35.000 orang, dengan dominasi peserta berusia 25–35 tahun (42%). Kelompok usia 16–24 tahun juga cukup besar (30%), disusul peserta di bawah 15 tahun (20%) dan di atas 36 tahun (8%).

Menariknya, 77 persen pendaftar adalah perempuan, sedangkan laki-laki hanya 23 persen. Tahun ini juga tercatat sebagai yang paling beragam dari sisi usia, mulai dari 5 hingga 70 tahun!

Tahun ini, “Indonesia Menari” hadir di 11 kota, naik dari enam kota pada 2024. Selain Jakarta, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, dan Palembang, kini acara ini juga digelar di Surabaya, Balikpapan, Manado, Bekasi, dan Karawang.

“Tahun lalu cuma di enam kota, tapi tahun ini kami sambangi lima kota baru,” ujar Billy.

Kota dengan jumlah pendaftar terbanyak adalah Surabaya, hampir mencapai 9.000 orang!
Sementara itu, peserta yang lolos ke babak kompetisi berjumlah lebih dari 8.000 orang, dengan sebaran antara lain: Jakarta (600), Medan (700), Palembang (1.200), Karawang (1.000), Bekasi (750), Bandung (700), Semarang (750), Surabaya (1.000), Balikpapan (540), Makassar (750), dan Manado (500).

Seluruh peserta di setiap kota menampilkan koreografi khusus karya Bathara Saverigadi Dewandoro — penari, koreografer, dan sutradara drama wayang muda yang juga meraih medali emas “Traditional Dance Sport” di PON 2024.

Tarian ciptaan Bathara ini menonjolkan gerakan tangan khas dari berbagai daerah, diiringi medley delapan lagu daerah dengan aransemen modern dari Alffy Rev, termasuk lagu legendaris “Kicir-Kicir” dari DKI Jakarta.

Setiap penari tampil dengan kostum etnik modern yang mencerminkan semangat keberagaman Indonesia. Walau koreografi utama tidak boleh diubah, peserta diberi kebebasan untuk mengembangkan pola lantai dan komposisi sesuai gaya masing-masing.

Setelah penampilan serentak, juri lapangan akan memilih kelompok terbaik di setiap zona untuk lanjut ke babak final di panggung utama lantai 3A Grand Indonesia. Selain tiga besar, juga akan dipilih kategori kostum favorit dari setiap kota.

Pengumuman pemenang kostum favorit dijadwalkan pada 21 Oktober 2025 lewat akun Instagram resmi @indonesia_kaya.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka